Tubuhku ambruk di atas tempat tidur bersama air mata yang terus mengalir. Kubiarkan pandanganku kabur oleh kacamata yang berembun.
Perlahan aku memfokuskan penglihatan, lalu membuka ponsel, membuka aplikasi WhatsApp dan mendapatkan pesan dari Teh Naya.
Ef, pulang sekolah tolong beliin makanan buat isi toples.
Bisa nggak?
KAMU DI MANA???
Bisa bantu nggak sih?!!!
NGGAK USAH BANTU. ADA DINDA!!!
KALAU SAMPAI LUPA SEKARANG ITU PENGAJIAN IBU, KAMU KURANG AJAR!!!
Pulang nggak pulang teteh nggak peduli!
Terdengar pintu terbuka, membuat suara Teh Naya dari ruang depan terdengar samar. "Aku tahu aku harus sabar, bahkan aku selalu memilih sabar. Tapi aku capek, Ni. Izinkan kali ini saja untuk Naya mengeluh," isaknya membuatku hancur.