Sejak Mimpi tak Lagi Mimpi

Choirunisa Ismia
Chapter #13

Temaramnya Hampir Pergi

Malam pasti akan berlalu. Disambut fajar, yang meski sinarnya remang-remang dahulu, tapi cahaya pastilah akan terbit. Putra meyakini itu, ia menganggap ini ujian dicintanya. Putra juga seperti merasa ia memang salah dalam memilih cara menjaga Ana. Setelah Putra kini memilih untuk mendekatkan dirinya pada Allah. Ia merasa. Ia berdosa. Banyak. Ia memohon pengampunan. Akhirnya fitnah ini benar-benar membakarnya, mencabik-cabiknya dan orang-orang yang ia sayang. Putra memantabkan hati untuk sering ke masjid, biasanya jika bukan di kantor, ketika di rumah ia lebih memilih di rumah saja. Kini ia mempunyai titik kesejukan tersendiri, bersama seorang Ustad di masjid yang beberapa hari terakhir menjadi kesejukan ia meminta saran. 

"Jemputlah dengan cara yang diridai Allah Mas Putra, saya percaya Mas Putra adalah pemuda baik-baik, anggap saja ini sebagai pembelajaran, untuk menempuh kebenaran."

Putra benar-benar menyadari. Ia menyesali.

Putra berjalan lemah, menatap kosong lembaran yang kini ia lewati begitu gelap, tapi ia berusaha menyibaknya untuk memperoleh cahaya. 

"Putra!"

Teriak Mama ketika Putra hendak masuk ke kamar.

"Iya Ma?"

"Pikirkan keputusanmu, mana mungkin kamu menikah ketika perutnya sudah besar."

"Memang kenapa Ma, perlu ya pesta? Kan bisa akad saja, meski itu juga ga bakal terjadi."

"Putra!" 

Mama kembali membentak, dan Papa datang berusaha menahan Mama. 

"Jangan lakukan hal fatal lainnya, orang-orang sudah tahu kamu gagal nikah karena selingkuh, masih keras kepala!"

"Mama belum lihat buktinya, dan Putra baru ingin membuktikan Ma." Putra benar-benar kesal dengan sikap Mamanya.

"Ma..mama, Putra sudah, sudah... nanti ditunggu dulu hasilnya." Papa melerai.

"Yang bener Pa, gapapa?"

Papa mengangguk, dan Putra bahagia akan hal itu.

Putra lalu menyalami orang tuanya, ia tiba-tiba menginginkannya.

"Ma?" 

Lihat selengkapnya