Sejak Mimpi tak Lagi Mimpi

Choirunisa Ismia
Chapter #1

Prolog

Angin Juli merebak pori-pori. Air menetes bersamaan dengan definisi es. Sangat dingin, sekaligus membawa pesan. Seperti, bukankah wudu ini untuk menyucikan Aya? Tangannya lalu kembali menadah. Belum, belum berdoa. Masih dengan wudu. Ia khusyuk, tentu dengan usapan lembutnya.

Pada angin kegelapan yang menjadi kelambu tubuhnya. Aya ingin mengumpulkan puing-puing pesan. Dini hari kali ini, ia akan merapalnya. Barangkali ia kemudian menemukan pesan dari yang ia cari.

Allah. Air mata sudah dulu mendahului, Allah, bahkan harapan terdekat adalah ia ingin mampu berdiri. Khusyuk dengan tangan sedekapnya, dengan lantunan ayat dalam hatinya, dengan hadapannya pada-Mu.

Lihat selengkapnya