SEJAK

sisniwati
Chapter #13

Bab 13

FARA

Setelah sejam menunggu di dalam mobil dengan situasi yang sangat canggung dan cemas, Baim akhirnya muncul berlari kecil ke arah kami dengan pakaian yang lusuh. Ia kemudian membuka pintu mobil dan duduk di samping Wahyu.

“Situasinya sekarang udah sedikit aman sih, siswa SMA Tri Harapan udah bubar,”ucap Baim memulai pembicaraan. “Yu, gue ingin tau apa yang terjadi sebenarnya,”Wahtu pun kemudian menceritakan kejadian malam itu ke Baim. Baim sangat fokus mendengarkan Wahyu seolah-olah ia sudah lama mengenal Wahyu, aku cukup kagum melihat bagaimana Baim dapat melakukan simpati sedalam itu kepada orang lain.

“Dari permasalahan ini yang gue tangkap, mereka ingin lo mengembaliin uang itu dan bertanggungjawab untuk keadaan Surya saat ini.”

“Tapi gue gak punya uang.”

“Gue ada, lo bisa pakai uang gue dulu untuk menyelesaiin masalah ini,”ucap Baim dengan tegas.

“Kamu dapat uang sebanyak itu dari mana Im? Jangan bilang kamu gunain uang kuliah yang udah kamu kumpulin sejauh ini?”ucapku meminta jawaban Baim. Baim dengan segala kemenangan yang ia dapatkan dari berbagai lomba yang ia ikuti, ia selalu menyimpan setiap uang dari lomba tersebut untuk biaya kuliah nya nanti. Dia bilang ia tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya dengan biaya kuliah yang mahal. Aku tau, ia sangat bekerja keras untuk mendapatkan uang tersebut. Baim kemudian mengangguk lemah tanpa melihat ke arahku membenarkan ucapanku barusan.

“Kamu gila Im? Kenapa harus pakai uang kamu? Dan kenapa kamu ikut campur dalam masalah ini? Kenapa kamu ngorbanin uang kuliah kamu? Kamu gak mau kuliah?”ucapku kesal kepadanya, banyak lagi yang ingin kusampaikan kepadanya perihal keputusannya itu, namun aku terlalu kesal hingga aku memilih untuk keluar dari mobil. Ia berusaha mengejarku namun ia tidak bisa menghentikanku karena aku sudah naik angkot.

 

TOMI

Baru kali ini aku melihat Fara semarah itu ke Baim. Ya, aku tahu Fara marah dengan alasan yang jelas, ia begitu mencemaskan masa depan Baim. Ia sangat paham Baim telah bersusah payah untuk mendapatkan uang itu untuk kuliah Baim, namun Fara tidak bisa memahami alasan Baim membantu Wahyu dengan meminjamkan uang tersebut untuk menyelesaikan masalah ini. Di satu sisi aku setuju dengan Fara bahwa tidak seharusnya Baim terlalu ikut campur dengan masalah ini karena Baim tidak terlalu dekat dengan Wahyu, dan Baim juga bukan ketua osis yang harusnya memiliki tanggung jawab terhadap itu. Namun di sisi lain aku paham mengapa Baim bersikap demikian, ia hanya ingin membatu Wahyu yang tidak punya siapa-siapa untuk bergantung.

Lihat selengkapnya