Sejarah Jatuhnya Dua Hati

Awwall Elsyahidand
Chapter #7

Apa itu cinta

"Syam... Lo denger gue nggak sih!" panggil Bunga membuyarkan lamunanku.

"Eh sorry gue bengong. Nggak ah perasaan Lo aja kali, dari dulu gue emang kayak gini kan!"

"Nggak... Lo sekarang beda, nggak kayak Syam yang dulu gue kenal. Temen-temen Lo juga bilang gitu." Pandangannya beralih ke jendela.

Kenal dia bilang, berapa lama dia mengenalku. Tanpa tahu apa yang ada di balik topeng wajahku, yang selalu tersenyum itu. Begitu juga kalian, aku tahu semua punya topengnya masing-masing, tak ada yang lebih tahu kecuali diri sendiri. Mereka mungkin sudah mulai kehilanganku, atau sudah menyadari gelagat aneh yang kusembunyikan selama ini. Atau mungkin juga mereka sudah mengetahuinya sendiri tanpa perlu kujelaskan lagi. Bimo yang lebih sering bersamaku masih bungkam, padahal tak mungkin dia tak sadar melihatku yang selalu menghilang saat Adzan, atau tak lagi terlibat dalam permainan mengundi nasib.

"Nggak... gue emang begini nga, Lo aja yang nggak tau!"

"Terserah Lo, gue emang selalu salah kan di mata Lo. Padahal gue ke sini cuma mau ketemu Lo doang." Suaranya terdengar naik-turun.

"Buat apa ketemu gue? Nggak penting. Mending Lo perbaiki diri, penampilan Lo tuh, biar nggak kayak gitu." Mulutku bergerak tanpa sadar.

"Hah? Emang kenapa penampilan gue?" Dahinya mengernyit.

 

"Lo kan perempuan nga... udah dewasa juga, harus bisa melindungi diri. Harus bisa berpikir apa yang baik buat Lo, buat perempuan, bener atau salah Lo pasti udah tau kan." Lagi-lagi kata-kata itu terus mengalir, padahal aku sendiri tak tahu apa yang kukatakan.

"Hah...." Bunga berhenti sejenak, "jadi Lo mau gue kayak gitu? Hmm... Jadi bener kata temen-temen Lo. Lo tuh emang udah berubah Syam, nggak nyangka gue... salut gue sama Lo!" Matanya terlihat perih.

"Berubah itu harus ke arah yang lebih baik nga, dan sekarang gue berusaha untuk itu."

Lihat selengkapnya