Sejati

Deden Darmawan
Chapter #8

Alergi

Hari kedua, anak-anak operator kembali mencandaiku.

"Nggak telat lagi, A?"

"Iya, lah, tenaganya udah dihabisin kemarin, sampai terlambat masuk kantor, hahahaha," operator lain menimpali.

Mereka tertawa ramai. Aku cuma tersenyum kecut.

"A, nanti minum ini, biar kuat."

Salah satu dari mereka, sambil cekikikan, menyodorkan satu sachet serbuk minuman berenergi.

"Nuhun," terpaksa kuraih dan kumasukkan ke dalam kantong bajuku.

*****

Pulang dari pabrik kebalikan dari perginya. Keluar pukul 16.20, langsung naik mobil jemputan, lalu turun di Cawang. Naik bis menuju Blok M, lalu naik metromini menuju kontrakan.

Di dalam mobil jemputan, iseng aku seduh serbuk itu ke dalam botol bekal minuman yang disiapkan oleh Asri. Kuteguk minuman yang kini berwarna ungu itu. Enak juga.

*****

Malamnya bertemu Asri di depan kontrakan. Kami langsung beli nasi goreng. Selagi menunggu, aku rasa wajah dan telingaku gatal.

Lihat selengkapnya