Sejati

Deden Darmawan
Chapter #14

Hidup Baru Lagi

Beberapa bulan setelah pernikahan kami, aku memutuskan keluar dari pekerjaan.

"Aku diajakin kerja di Timtim, Dek."

"Kerja apa? Jangan, lah, gak jelas. Mending yang sekarang aja."

"Jelas, kok," aku ngotot. "Gajinya gede, jauh dibanding yang sekarang."

Setelah beberapa kali debat panjang, Asri mengalah.

*****

Pada akhirnya terbukti Asri benar. Aku menganggur. Harga diriku jatuh. Suami macam apa yang membiarkan istrinya bekerja, sedangkan ia sendiri menganggur? Tapi aku juga bingung harus berbuat apa. Yang kutahu saat itu, kami harus lebih hemat karena gaji Asri harus cukup untuk hidup berdua di Jakarta. Separuhnya saja sudah habis untuk bayar kontrakan. Sisanya untuk makan dan ongkos Asri. Belum ongkos ke Bandung.

Salah satu strategi penghematanku adalah jika Asri membawa makanan sepulang kerja, maka nasinya kubagi dua. Pun lauknya. Lalu kumasukkan ke dalam kulkas atau pemanas nasi.

"Kok, dibagi dua? Habisin aja. Aku udah makan di kantor."

Aku tahu dia berbohong. Pasti dia juga belum makan. Entah menghemat, entah takut menaikkan berat badan.

"Enggak apa-apa. Nanti malam suka laper." Kali ini aku yang bohong.

Lihat selengkapnya