Sore ini, sepulang sekolah, aku sengaja mampir ke sebuah toko buku di sekitaran jalan Merdeka Bandung. Aku hendak membeli beberapa buku bertema ekonomi untuk mempersiapkan perihal seleksi agar bisa mewakili sekolah di Olimpiade Ekonomi tahun ini. Aku ingin bisa lolos dan mewakili sekolahku. Berharap aku juga mempunyai pengalaman baru untuk hidupku.
Biasanya aku ke toko buku bareng Arfandi, karena setelah itu pasti Arfandi akan langsung memintaku untuk mengantarnya ke Bandung Electronic Center (BEC) untuk menemaninya membeli beberapa perangkat baru untuk kameranya. Tapi kali ini Arfandi sedang sibuk. Dia akan mengantarkan Teh Monica yang sedang sakit ke dokter. Membuatku terpaksa harus ke toko sendiri.
Aroma khas buku-buku yang berjejer di sepanjang rak adalah kesukaanku! Aku menatap dengan tatapan haru tiap kali melihat buku-buku baru terpajang. Sungguh, banyak sekali karya-karya hebat yang terlahir ke dunia ini setiap harinya.
Aku langsung fokus ke deretan buku-buku pelajaran. Dan buku yang aku cari tentu saja di deretan buku untuk anak-anak IPS khusus SMA. Bingung juga harus mengambil buku yang mana karena jenisnya banyak! Biasanya kalau ada Arfandi aku akan langsung memintanya membantuku memilih buku mana yang akan cocok denganku. Kita selalu berdiskusi dulu hingga akhirnya mencapai kesepakatan untuk mengambil buku pilihan. Tapi berhubung aku kali ini sendiri, aku hanya akan mengikuti instingku.
“Sejati?” tiba-tiba ada satu suara yang menyebut namaku dari arah belakang punggungku. Seseorang itu tak lupa menepuk lembut bahuku sebagai tanda aku harus melihat ke arahnya. Aku sungguh terkejut melihat orang itu! Dan, aneh! Kenapa orang itu ada di sini juga?
“Syahrul?” tanyaku dengan penuh keheranan. “Lo ngapain di sini?”
Syahrul kemudian mengangkat beberapa buku yang ada digenggamannya itu. Berusaha menjawab pertanyaanku tadi. Aku melirik kecil ke arah empat buah buku yang sudah berpangku di tangan Syahrul. Dan itu kumpulan buku-buku Sains. Lengkap dengan buku-buku latihan soal Olimpiade.
Oke aku baru ingat, selain aku yang berkeinginan kuat untuk bisa ikut Olimpiade Ekonomi, ada Syahrul juga yang akan ikut seleksi dalam Olimpiade Sains. Walaupun aku tahu, Syahrul yang memiliki emosional tinggi, ‘badung’ dan sulit diatur itu, bahkan tak perlu sampai repot-repot belajar. Karena dia adalah salah satu siswa terbaik dalam urusan Sains yang bolak-balik jadi langganan peserta yang selalu lolos seleksi. Bahkan semenjak kelas sepuluh, namanya tak pernah absen berada diurutan tiga besar nasional! Bahkan tahun lalu, dia menyabet juara satu.
“Tumben gak bareng Arfandi,” tanyanya padaku. Bukan, itu bukan pertanyaan, mungkin lebih tepatnya adalah pernyataan. Aku hanya mengangkat alisku dan hanya bisa menggigit-gigit kecil bibirku. Tanpa aku menjawab pertanyaannya tadi. Dia seakan paham kalau aku tak sedang dalam mood untuk meladeninya bercakap-cakap.
“Masih tetap sama!” ucapnya berkata dengan nada kecil seakan berbisik pada dirinya sendiri. Dia geleng-geleng kepala sendiri sambil tersenyum kecil dibalik tangan yang sengaja menutupi mulutnya itu.
“Kenapa?” tanyaku singkat.
“Hah. Gak apa-apa.”