SEJATI

Nurarum Rusmayanti
Chapter #23

H-10

“Ayo buruan Kak Rangga!” aku terus menarik-narik tangan Kak Rangga dengan kencang. Berharap Kak Rangga bisa berjalan cepat. Aku dan Kak Rangga sudah ada janji dengan Arfandi yang akan membahas soal rencana away yang akan kita jalani sepuluh hari lagi!

“Haduh, iya. Sabar cintaku!” kak Rangga hanya bisa geleng-geleng kepala melihat aku yang terus memburu-buruinya yang sedang mengikat tali sepatu. “Elah, bawel banget sih!” ucap Kak Rangga kemudian setelah selesai dengan tali sepatunya. Kak Rangga bangkit lalu langsung merangkulku dan tak lupa mengacak-acak rambutku.

“Ishh, kebiasaan!” aku mengerucutkan bibirku. Lalu segera melangkah menuju mobil Kak Rangga yang sudah terparkir di halaman rumah. Tak lupa, aku dan Kak Rangga berpamitan pada Mama yang sedang asik menyirami tanaman-tanaman kesayangannya.

“Pulangnya jangan kemaleman,” pesan Mama saat kami berpamitan untuk segera pergi.

“Siap Mamiku,” ucapku diikuti dengan kecupan manis di pipi kanan Mama, dan kecupan manis di pipi kiri Mama dilakukan oleh Kak Rangga.

“Dah, Mama cantikku,” ucap Kak Rangga dengan kedipan menggoda.

“Hati-hati. Usahakan sudah pulang sebelum Papa pulang! Papa pulang jam tujuh malem sekarang!”

“Oke!” ucapku dan Kak Rangga berbarengan. Lalu masuk ke dalam mobil.

“Kak inget ya, janji kakak,” ucapku dengan semangat ketika kami sudah sama-sama berada dalam mobil.

“Issshhh, kaya yang iya aja!” Ucap Kak Rangga tak yakin dengan semangatku yang sudah menggebu-gebu ini. Tak lama, Kak Rangga menyalakan mesin mobilnya supaya kami bisa segera berangkat ke tempat tujuan kami.

***

“Arfandi!” aku berteriak dari kejauhan sambil melambai-lambai kegirangan.

“Heh, biasa aja kaleee. Kaya yang udah gak ketemu setahun aja!” ucap Kak Rangga yang masih belum melepaskan rangkulan tangannya dari bahuku. Aku tak peduli dan segera menyerbu ke arah sahabatku.

“Hallo kak,” Sapa Arfandi sopan kepada Kak Rangga sambil saling merangkul akrab. “Sehat kak?”

“Sehat, alhamdullilah! Jarang ke rumah nih parah, kita nge-ps lagi padahal,” ucap Kak Rangga.

“Ah, iya nanti deh kalau urusan Arfandi udah kelar. Nanti Fandi, nginep. He he,”

“Iya ayo dong sempetin, mumpung Kakak lagi santai-santainya kuliah.”

“Iya kak, iya. Pasti!”

Selalu begitu! Pasti! Setiap kali dua cowok penggila PS itu bertemu, aku selalu menjadi korban! Dikacangin dan tak diajak berbicara. Tiap kali Arfandi memulai perbincangan denganku, pasti Kak Rangga selalu cepat memotong. Katanya sih aku sudah sering ketemu Arfandi, sering ngobrol. Tapi kalau Kak Rangga jarang! Jadi Kak Rangga selalu berhasil ‘menguasai’ Arfandi sepenuhnya!

Hobby mereka juga sama. Sama-sama suka fotography dan juga sama-sama Suporter BIF Club. Dulu sewaktu Kak Rangga masih SMP dan kita masih SD, Kak Rangga sering sekali ajak Arfandi maen futsal dan nongkrong dengan anak-anak komplek. Karena dulu rumah aku dan rumah Arfandi satu komplek. Sebelum keluarga Arfandi pindah ke Surabaya dan pindah lagi ke Bandung dengan komplek yang berbeda. Ya, diajakin gitu lah. Kata Kak Rangga lebih seru punya adik kaya Arfandi. Sama-sama cowok jadi bisa diajak maen futsal. Serah lu deh bang! Gue iya, iya aja! Asalkan lu bahagia!

Aku hanya bisa menghela napas panjang! Aku biarkan mereka ngobrol sepuasnya. Aku harus banyak bersabar karena mungkin ini salah satu strategi dari Arfandi juga untuk meluluhkan hati kak Rangga. Lalu aku melangkah pergi menuju meja kasir untuk memesan makanan.

Ih, nyebelin! Sama sekali gak nanya apa-apa aku pergi juga. Dasar! Aku menggerutu dalam hati sambil mengelus dada. Harus sabar! Ingat!

Tak begitu lama, aku kembali ke meja kami dengan membawa makanan yang aku beli tadi. Sepiring waffle coklat dengan ekstra ice cream. Makanan favoritku. Bahkan aku makan sendiri pun mereka tak peduli! Huft,

Lalu terdengar suara menyapa dengan nada menyesal.

Lihat selengkapnya