Perang dingin antara Rico dan Syahrul ternyata belum usai! Setelah beberapa minggu lalu mereka terlibat berselisih paham di kantin, kali ini mereka kembali terlibat perkelahian karena hal sepele. Rico yang saat itu sedang asik dengan game online di ponselnya tak sengaja menyenggol bahu Syahrul yang sedang asik nongrong di jalanan koridor lantai dua bersama teman-teman ‘geng’nya. Ditambah sikap Rico yang tak menyadari kesalahannya, sehingga dia dengan santai terus saja berjalan tanpa mempedulikan sekitar. Membuat Syahrul menjadi tersinggung dan tak enak hati.
“Heh!” teriak Syahrul dengan tatapan tajam mengarah ke punggung Rico yang telah melewatinya. Namun Rico tak menggubris! Dia terus saja berjalan dan mendadak ‘budeg’.
“Shit!” Syahrul yang memang terkenal memiliki tempramental tinggi di sekolah langsung menghampiri Rico yang sama sekali tak menggubris panggilannya. Syahrul langsung menarik kerah kemeja Rico lalu tanpa ampun meninju mulus pipi kanan Rico. Rico terkejut dengan kekerasan tak beralasan Syahrul itu. Membuatnya tak bisa menerima dan langsung membalas perlakuan Syahrul tadi. Perkelahian pun tak bisa terelakan!
“Sini lo! Anj***g!” ucap Rico menyeringai. Dia sama sekali tak peduli apakah dia murid baru di sekolah ini atau apapun, yang jelas Rico kali ini siap untuk meladeni Syahrul karena sudah kedua kalinya dia berlaku kasar tanpa sebab dan mencari gara-gara dengannya.
“Lo pikir gue takut!” Syahrul kembali meninju Rico. Mereka saling berbalas hantaman. Walaupun keduanya sudah berusaha dilerai oleh teman-teman yang lain, tapi mereka masih tetap gigih ingin saling berbalas. Sampai satu pukulan mendarat di pipi mereka masing-masing. Pukulan yang sanggup membuat diri mereka diam seketika.
“Ada masalah apa?” tanya Arfandi dengan kesal berusaha melerai perkelahian mereka. “Kali ini apa lagi?” Rico dan Syahrul saling tatap dengan penuh rasa benci. Tak ada yang mau menjelaskan akar permasalahannya. Membuat Arfandi menjadi semakin kesal melihat tingkah laku mereka yang kekanak-kanakan.
“Masalah komunitas lagi?” tanya Arfandi kesal!
“Gue gak tahu apa-apa, sumpahnya deh Fan, gue lagi jalan tiba-tiba ini bocah langsung kasih gue bogem mentah! Kan anjir!” ucap Rico yang mulai mengatakan apa yang terjadi sedangkan Syahrul masih tetap diam. Tak menjawab. Lirikan mata Arfandi langsung mengarah ke Syahrul, berharap penjelasan.
“Dia udah nabrak gue, tapi dia gak minta maaf! Pas gue panggil dia malah gak menghiraukan gue!”
“Ya ampun cuma masalah gak minta maaf doang? Culun!” ucap Rico dengan ucapan meledek.
“Rico, lo gak seharusnya ngomong begitu! Minta maaf adalah sesuatu hal yang penting. Dengan minta maaf, itu artinya lo udah tahu adab dalam bermasyarakat itu kaya gimana. Itu gak culun! Ngerti?” Arfandi mencoba mengingatkan Rico akan kesalahan yang sudah diucapkannya tadi. Rico hanya bisa meminta maaf tanda menyesal akan ucapannya itu.