Jakarta 2023
Aku termenung ketika semua orang yang berada di sekitarku kini perlahan aku tatap satu-persatu. Mata mereka yang terlihat kosong sama seperti diriku. Penampilannya terlihat biasa dan baik-baik saja, bahkan keadaan terlihat aman dan damai. Semua yang ada dipikiran aku sebelumnya salah menilai tempat ini.
"Hei ... jangan melamun Gin, ibu mau beli minum dahulu. Kamu jangan pergi!" Aku terkejut ketika mendengar ibuku berbicara. Dan jawabanku hanya mengangguk saja.
Masih aku lakukan hal yang sama seperti tadi, bahkan tanpa sadar seorang wanita yang bisa dibilang umurnya sama dengan ibuku datang. Dia duduk di sampingku bersama dengan putrinya. Aku sadar dari lamunan dan saat itu aku tersenyum tipis. Sulit bagiku untuk menatap orang lain, karena setiap menatap mata mereka aku merasa ketakutan.
Sebenarnya aku dan ibuku tidak mengerti bagaimana cara bekerjanya tempat ini dikarenakan pertama kalinya kami berdua datang. Namun, karena bertemu dengan beberapa orang baik yang menjawab pertanyaan kami, kini kami mulai mengerti.
Tidak lama kemudian ibuku telah kembali setelah membeli dua botol air minum."Ini diminum Gin, ibu tidak menyangka kalau kita akan menginjakkan kaki di tempat ini."
Ucapan ibuku memang benar, bahkan aku juga tidak menyangka kalau aku berada di tempat ini. Aku kini sedang meminum air putih botol yang dibeli ibuku tadi. Saat sedang minum pandanganku tertarik pada suatu objek. Seorang wanita cantik yang duduk di hadapanku dengan memeluk sebuah boneka beruang lucu. Aku juga melihat beberapa helai rambut merah beterbangan tepat di hadapanku. Awalnya sikapku acuh. Namun, makin banyak helai rambut itu bahkan sampai menusuk mataku sehingga membuatku sedikit kesal. Tanganku bergerak tanpa perintah mengambil helaian rambut tersebut, dan pandanganku kembali menatap wanita cantik itu. Helaian rambut itu rupanya punya dia. Dapat aku lihat dengan mudah wanita itu sedang berbicara dengan temannya, ya boneka beruang berwarna cokelat.
Terkadang dalam hidup semua datang secara tiba-tiba dan bahkan kita sendiri pun tidak menyangka. Seperti yang aku lihat saat ini, seseorang yang terlihat baik-baik saja dan cantik, rupanya dia mempunyai masalah. Begitu juga dengan aku, bangun pagi untuk berangkat kerja, berpakaian rapi dan tersenyum menyapa semua orang, rupanya memiliki sakit mental yang mungkin bagi aku tidak begitu parah seperti wanita cantik itu. Ya, jika dibandingkan dengan wanita itu dan aku memanglah sedikit berbeda tingkat penyakit kami.
Dan jujur aku pun bisa merasakan apa yang wanita itu rasakan, pasti dalam hidupnya dia kesepian. Dia menderita, dia ingin bercerita dan ketika pandangannya mulai gelap dia hanya diam tidak bisa berteriak. Lantas ketika dia berteriak meminta tolong, siapa yang akan mendengarkannya? Entah berapa banyak luka yang disembunyikan sampai membuat dirinya menjadi seperti itu.
"Apa aku akan sepertinya?" ucapku dalam hati.
Aku memutar pandanganku, kembali aku menemukan sebuah objek yang sangat menarik lebih dari yang aku lihat sebelumnya. Wanita berjas rapi dengan rok pendek serta riasan make-up yang sangat membuatku terpukau. Awalnya aku berpikir dia adalah salah satu perawat di sini. Namun, ketika namanya disebut. Siapa sangka dia juga adalah seorang pasien.
Tidak lama dari itu namaku disebut, aku masuk ke dalam ruangan sedangkan ibuku menunggu di kursi tunggu.