SEJUTA KISAH

BulanBintang
Chapter #1

1. Coba Untuk Cerita

Aku termenung menatap semua orang yang berada di sekitarku yang kini perlahan aku tatap satu-persatu. Mata mereka yang terlihat kosong sama seperti diriku. Penampilannya terlihat biasa dan baik-baik saja, bahkan keadaan sekitar terlihat aman dan damai. Semua yang ada dipikiran aku sebelumnya salah menilai tempat ini.

"Hei... jangan melamun Gin, Ibu mau beli minum dulu. Kamu jangan kemana-mana!" Aku terkejut ketika mendengar Ibuku berbicara. Dan jawabanku hanya mengangguk saja.

Masih aku lakukan hal yang sama seperti tadi, sampai tanpa sadar seorang wanita yang bisa dibilang umurnya sama dengan Ibuku datang dan duduk di sampingku bersama dengan anaknya. Aku sadar dari lamunan dan saat itu aku tersenyum tipis.

Sebenarnya aku dan Ibuku belum melakukan apa-apa, kami tidak mengerti apa hal pertama yang harus dilakukan karena ini adalah pertama kalinya kami berdua datang. Tidak lama kemudian Ibuku telah kembali setelah membeli dua botol air minum.

"Ini diminum Gin, Ibu tidak menyangka kalau kita akan menginjakkan kaki di tempat ini."

Itulah ucapan Ibuku, memang benar perkataannya. Aku juga tidak menyangka kalau aku berada di tempat ini.

Aku kini sedang meminum air putih botol yang dibeli Ibuku tadi, saat sedang minum pandanganku tertarik pada suatu objek. Seorang wanita cantik yang duduk di hadapanku dengan memeluk sebuah boneka beruang lucu. Disitu aku juga melihat beberapa helai rambut merah berterbangan di hadapanku. Awalnya aku acuh, namun semakin banyak helai rambut itu bahkan sampai menusuk mataku. Tanganku bergerak tanpa perintah mengambil helaian rambut tersebut, dan pandanganku kembali menatap wanita cantik itu. Helaian rambut itu rupanya punya dia. Dapat aku lihat dengan mudah wanita itu sedang berbicara dengan temannya, ya boneka beruang berwarna coklat.

Terkadang dalam hidup semua datang secara tiba-tiba dan bahkan kita sendiri pun tidak menyangka. Seperti yang aku lihat saat ini, seseorang yang terlihat baik-baik saja dan cantik rupanya dia mempunyai masalah. Begitu juga dengan aku, bangun pagi untuk berangkat kerja, berpakaian rapi dan tersenyum menyapa semua orang, dan rupanya memiliki sakit mental yang mungkin bagi aku tidak begitu parah seperti wanita cantik itu. Ya, jika dibandingkan wanita itu dan aku memanglah sedikit berbeda tingkat penyakit kami.

Dan jujur aku pun bisa merasakan apa yang wanita itu rasakan, pasti dalam hidupnya dia kesepian. Dia menderita, dia ingin bercerita namun entah dia menyembunyikan luka-lukanya atau mungkin tidak ada yang mau mendengarkannya.

"Apa aku akan sepertinya?" Ucapku dalam hati.

Aku memutar pandanganku, kembali aku menemukan sebuah objek yang sangat menarik lebih dari yang aku lihat sebelumnya. Wanita berjas rapi dengan rok pendek serta riasan yang sangat membuatku terpukau. Awalnya aku berpikir dia adalah salah satu perawat disini namun saat namanya disebut, siapa sangka dia juga adalah seorang pasien.

Tidak lama dari itu namaku disebut, aku masuk ke dalam ruangan sedangkan Ibuku menunggu di kursi tunggu.

Lihat selengkapnya