SEJUTA KISAH

BulanBintang
Chapter #2

2. Kehidupan yang Terus Berputar

Jakarta 2021

Ketika kalian akan beranjak dewasa semua masalah selalu datang. Kehidupan akan terus berputar tanpa henti. Kita sebagai manusia hanya bisa mengikuti ke mana arusnya berjalan. Badai masalah, rintik berduri akan terus saja datang. Kalian yang sekarang sedang memanjat. Namun, nyatanya sulit untuk mencapai puncak tertinggi. Bahkan untuk setengah perjalanan saja sangat sulit. Rupanya peralatan yang kalian gunakan terbilang murah dan sederhana. Lalu apa yang terjadi? Kalian akan terjatuh kembali dan mengulanginya terus-menerus dari awal. Tetapi jika kalian menggunakannya dengan harga mahal dan berkualitas. Aku sangat yakin kalian akan sampai pada puncak tertinggi dengan cepat.

Semua pasti pernah merasakan apa yang dilakukan oleh kehidupan. Kita seperti dipermainkan yang hanya akan menang dalam sekali atau dua kali.

Tidak akan ada bahagia yang bersifat permanen, semua hanya sementara. Bahkan jika diperhitungkan antara bahagia dan sedih, sudah tentu perasaan sedih yang menang seperti inilah kehidupannya.

Seorang remaja yang sebentar lagi akan berusia 18 tahun, kalian bisa memanggilnya Ginanti. Seperti matahari terbit, kedatangannya sangatlah ceria. Dia adalah anak yang diimpikan banyak orang tua, seperti itulah yang teman-temannya bilang. Namun, dibalik keceriaan ada sebuah luka yang ternyata dia sembunyikan.

Crank!!

Crank!!

Sebuah piring terlempar tepat dihadapannya, entah sudah berapa kali peperangan itu terjadi. Bahkan sudah banyak barang-barang di rumahnya hancur. Di pagi yang ceria ini dia harus menyaksikan salah satu kehidupan yang gelap. Jika dibilang lelah, dia tentu saja lelah. Namun, bagaimana lagi jika ini yang diberikan oleh kehidupan. Tugasnya sebagai seorang anak hanya merubahnya. Entah kapan itu, tetapi Ginanti yakin dia bisa. Mungkin cara awalnya adalah belajar.

"Ibu, Bapak ... stop! Ini masih pagi," ucapnya yang sudah terlalu muak untuk ikut campur dengan pertengkaran kedua orang tuanya itu.

"Diam, lebih baik kamu sekolah. Kamu anak tidak mengerti apa-apa!"

Itulah yang diucapkan oleh orang tuanya. Ginanti memanglah seorang anak. Namun, dia sudah dewasa dan hanya beberapa dalam hitungan Minggu lagi dia akan menjalani kelulusan sekolahnya. Dia mengerti semua, bahkan sejak kecil dia paham apa yang terjadi terhadap keluarganya. Sebuah ekonomi yang buruk itulah faktor utama yang menjadi penyebab.

Berlatar pendidikan yang kurang membuat kedua orang tuanya sulit untuk bekerja yang bisa dibilang memuaskan. Tetapi bagi keluarga mereka tidak perlu sebuah pekerjaan yang luar biasa, hanya dengan kata cukup itu sudah bagus.

Lihat selengkapnya