SEJUTA KISAH

BulanBintang
Chapter #4

4. Perjuangan Hebat Mereka

Setiap kejadian buruk selalu tersimpan dalam memori Ginanti, entah itu ketika dia masih kecil bahkan kejadian kemarin. Kepalanya masih sangat sakit dan mata sembabnya belum juga hilang. Setelah kejadian kemarin, dia langsung saja menangis tidak henti-henti dibalik selimutnya. Rumah yang tampak sederhana. Namun, Ginanti memiliki satu kamar yang di mana kamar itu dipakai untuk dirinya dan sang adik. Menangis dalam diam memanglah lebih sakit, dia tidak bisa bebas mengutarakan seluruh tangisannya karena sang adik yang sudah tertidur saat itu.

Dua jam lagi Ginanti harus mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolahnya. Walau pun sekarang adalah hari libur. Namun, acara sekolah akan berlangsung dan Ginanti tidak bisa melewatkan itu karena dirinya sudah berjanji untuk menjadi pembawa acara. Namun, melihat kondisinya saat ini yang buruk, apa Ginanti bisa berdiri di depan banyak orang dengan tersenyum dan menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja?

Dan satu hal lagi yang belum dia lakukan. Ginanti belum izin kepada sang ibu kalau dirinya akan pergi ke sekolah. Mengingat hari ini adalah hari libur, dan bagi Ibu Ginanti tidak ada hari libur. Ibu Ginanti yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih dari rumah ke rumah, dan bahkan bukan hanya satu pekerjaan saja yang dikerjakan oleh ibunya melainkan lebih. Hal itu dilakukan untuk menutupi perekonomian yang buruk, begitu juga utang yang dimiliki keluarga Ginanti. Jika boleh memilih, Ibu Ginanti pasti tidak ingin melakukan itu. Meminjam uang kepada lintah darat dan bahkan uang hasil keringatnya sendiri pun dia gunakan untuk membayar itu semua. Alhasil, kami menjadi serba kekurangan. Namun, Ginanti tahu sang ibu melakukan itu semua demi keluarga.

"Bu ...." ucap Ginanti pelan memanggil sang ibu.

"Kenapa Gin?" jawab Ibu yang kini sedang memberikan asi untuk sang adik yang berusia 3 bulan kurang.

Di saat seorang bayi membutuhkan asi sang ibu. Namun tidak untuk adik Ginanti. Sejak dia lahir mungkin sekitar satu bulan Ibu Ginanti sudah aktif bekerja. Bukan karena tega meninggalkan adiknya. Namun, semua karena terpaksa. Tidak ada Ibu yang ingin bekerja ketika bayinya masih membutuhkan asi sang ibu, butuh pelukan dan kasih sayang. 

"Hari ini ada acara sekolah Bu, semua murid wajib datang. Jadi maaf untuk hari ini adik sama Nenek lagi ya Bu, mungkin lebih lama. Tapi Ginanti janji setelah acara selesai Ginanti langsung pulang," ucap Ginanti dengan jantung berpacu cepat.

Dia takut jika sang ibu tidak memberikan izin kepada dirinya sebab ketika ibunya pergi bekerja ketika hari libur sekolah, dirinya lah yang menjaga sang adik.

Lihat selengkapnya