Ginanti memandangi sang ibu yang sudah tertidur pulas. Sedangkan Bapak Ginanti yang bernama Pak Wayan saat ini masih sibuk dengan kerjaannya. Walau pun dengan gaji yang tidak seberapa, tetapi tetap semangat bekerja dengan giat demi keluarganya. Bapak yang kuat dan pantang menyerah terpampang jelas pada wajah Pak Wayan.
"Wajahnya terlihat sangat lelah," ucap Ginanti dalam hati ketika melihat Ibu tertidur pulas dengan suara dengkurannya. "Ya Allah, aku hanya anak yang ingin mengangkat derajat kedua orang tuaku. Aku ingin membuat mereka bahagia, aku mohon berikan aku kesempatan untuk melakukannya."
Wajah Ginanti tampak murung, dia ingin membantu kedua orang tuanya untuk mencari uang. Namun bagaimana caranya? Dia saja masih sekolah. Sangat sulit bagi Ginanti untuk membagi waktu melakukan aktivitas di luar sebab dia sudah memiliki berbagai tugas.
Tanpa sadar air matanya menetes. Pada pukul 22.30 dia masih membuka matanya lebar. Adik dan orang tuanya sudah tertidur. Sedangkan Ginanti sibuk mencuci pakaian.
"Aku tidak boleh sedih, jika mereka melihatku menangis mereka pasti juga ikut sedih," celetuk Ginanti yang saat ini sedang berdiri di depan pintu. Rumah yang memiliki dua ruangan, tetapi mereka hanya dibatasi papan triplek saja. Dia pun mengambil ember berisi beberapa pakaian yang telah Ginanti cuci.
"Gin, sudah malam masih jemur pakaian saja. Besok siang enak panas," ucap tetanggaku. Di antara banyaknya tetangga. Namun, Ibu Agit adalah tetangga yang baik hati.
"Iya Bu Agit, tidak apa-apa. Kalau besok Ginanti tambah sibuk susah Bu," jawab Ginanti sambil terkekeh.
"Iya benar Gin, jangan lupa tidur abis ini Gin sudah malam. Ibu pulang dulu ya."
Ginanti mengangguk tersenyum manis. Setelah semua pekerjaannya selesai. Ginanti langsung beranjak untuk pergi tidur, kebiasaan buruknya saat malam hari ketika dia selesai mencuci dan menjemur pakaian adalah dia lupa mengganti pakaiannya yang tampak basah. Ginanti tidur dengan pakaian yang sedikit basah.
***
Pagi yang cerah menyambut Ginanti, pakaian yang tadi malam sedikit basah sudah mengering. Bagaimana tidak? Tidur berhadapan langsung dengan kipas membuat pakaiannya cepat kering.
Hari ini sekolah Ginanti akan mengadakan Ujian Nasional. Selama dia bersekolah Ginanti jarang sekali membuka buku pelajarannya untuk belajar terkecuali ada tugas sekolah yang diberikan oleh guru. Dan yang membuatnya bingung adalah Ginanti selalu mendapatkan nilai yang baik, bahkan dia selalu dapat prestasi di sekolahnya.
Sekolah Kencana yang tidak begitu dikenal banyak orang. Namun, Ginanti nyaman bersekolah di sana. Dulu ketika awal masuk sekolah dia diajak oleh tetangganya, jika mengingat kejadian itu Ginanti ingin mengakhiri hidupnya saja sebab keinginan orang tuanya yang tidak tercapai terhadap dirinya. Ginanti pun tidak tahu apa yang terjadi terhadap dirinya kala itu, nilai ujian nasionalnya benar-benar sangat memprihatinkan.
3 tahun lalu....
Jakarta 2018
Dunia seakan mau hancur, seorang gadis SMP (Sekolah Menengah Pertama) kini sedang memandangi selembar kertas yang membuatnya takut. Dia bahkan kehilangan semangat ketika mengetahui betapa buruk nilainya itu.
"Nilai kamu yakin ini Gin? Kamu anak yang pintar, kenapa dengan nilaimu?" tanya seorang siswi cantik.
Ginanti hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Dia juga bingung ada apa dengan nilainya yang benar-benar menurun drastis.