SEJUTA KISAH

BulanBintang
Chapter #20

20. Kabar Baik

Jakarta 2021

Lamunannya buyar, air matanya sejak tadi tidak berhenti menetes. Kepalanya yang pusing karena sudah lama dia menangis. Kejadian di masa lalu sangat membuatnya terpukul. Sudah sekitar 3 tahun semua berlalu, tetapi dalam kehidupannya tidak ada perubahan sedikit pun. Dia dan keluarga masih hidup di penuhi dengan utang. Ekonomi yang kurang, dan tidak lupa setiap keluarganya masih semangat berjuang. 

5 menit lagi bel sekolah berbunyi. Ginanti yang telah selesai bertempur dengan segala kertas ujian. Tidak ada yang menyadari sejak tadi dia melamun dan menangis sambil memandangi jendela. Dia tidak begitu berharap mendapatkan nilai yang sempurna, karena kejadian di masa lalu membuatnya sedikit trauma. Dia tidak perlu berekspektasi lebih terhadap suatu hal yang belum pasti terjadi. 

"Baik anak-anak dua menit lagi ujian selesai, kalian lebih baik periksa ulang lagi jawaban kalian. Setelah kalian yakin, baru kalian kumpulkan ya!"

Ginanti pun mengalihkan pandangannya ketika mendengar perintah dari sang guru. Dia melakukan apa yang diperintahkan oleh gurunya. Mengecek ulang semua jawaban dengan semangat, karena hasil ujiannya akan menjadi sebuah bekal sehat untuk masa depannya.

Hari ini ujian terakhir sudah selesai, dan dalam beberapa jam hasil nilai ujian akan keluar. Ginanti yang tidak berhenti berdoa meminta yang terbaik untuk hasil nilainya. Sambil menunggu dia mengeluarkan ponsel miliknya.

Ting!

Sebuah pesan masuk dan beberapa panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak dia kenal sangat mengganggu dirinya. Dia pun membaca pesan masuk tersebut, sontak matanya membulat dan mulutnya ternganga membaca setiap kalimat-kalimat yang membuatnya berteriak senang.

Selamat pagi, terima kasih sudah berpartisipasi terhadap acara kami. Selamat kepada Ginanti, karyamu yang berjudul 'Manusia Hujan' telah terpilih. Kami telah mengirim email terkait kontrak yang akan dilakukan selama acara kami berlangsung. 

Terima kasih kepadamu, coretan warna itu sangat berarti untuk banyak orang.

Senyum lebar Ginanti terlihat, semangatnya yang bertubi-tubi untuk mengejar cita-citanya. "Apa aku sedang bermimpi?" ucapnya dengan mencubit pipi miliknya. "Arghhh ... aku tidak mimpi, aku tidak mimpi," teriak Ginanti. 

Sebulan yang lalu Ginanti mendaftar karyanya berupa sebuah lukisan. Ginanti pikir dia akan gagal karena lamanya kabar yang tak kunjung datang. Namun, hari ini kabar baik telah datang. Lukisan yang dia kirim untuk menjadi bagian dari acara bernama 'Cerita Dibalik Layar' akhirnya terpilih. Hobi yang Ginanti miliki tidak sia-sia. Dia senang menjadi bagian dari acara itu, karena benefit yang akan dia dapat lumayan besar. Dan Ginanti akan gunakan untuk membayar uang tunggakan sekolahnya nanti. 

"Aku akan memberitahukan Ibu ketika pulang nanti, dia pasti senang mendengar kabar ini karena tidak perlu lagi memikirkan uang untuk membayar tunggakan sekolah dan juga aku dapat membantu dirinya," gumam Ginanti dengan kedua pipi yang merona. 

5 jam telah berlalu, semua murid yang sedang bersantai sambil menunggu hasil ujian kini wajah mereka berubah seketika. Khawatir serta panik terhadap nilai mereka yang sudah terpampang dengan jelas di depan mading.

"Aku takut sekali, bagaimana jika nilaku jelek seperti dulu?" ucap Ginanti dalam hati.

Dia yang bertubuh pendek sulit untuk mencari namanya karena berada di barisan belakang, sedangkan para siswa dan siswi sedang berkerumun bahkan saling dorong untuk melihat nilai mereka. 

Lihat selengkapnya