Kantong mata yang hitam dan sangat terlihat, berulang kali Ginanti menguap. Terlihat sayu dan tampak kelelahan. Ginanti sejak tadi malam tidak tidur, dia masih terjaga bahkan sampai ayam pagi berkokok.
"Ada apa denganku?" ucapnya dengan lesu. Dia berjalan tergontai-tergontai. Mengingat kejadian tadi malam yang sangat aneh bagi dirinya.
Hari ini adalah hari terakhir Ginanti masuk sekolah. Sebenarnya dia malas untuk berangkat sekolah sebab dirinya yang masih mengantuk, tetapi jika dia tidak masuk Ginanti akan dianggap bolos sekolah padahal tidak ada aktivitas belajar.
"Gin, kamu kenapa?" tanya Ibu dengan mengernyitkan alisnya.
"Aku mengantuk Bu."
"Jangan bilang tadi malam kamu ...."
"Aku memang tidak bisa tidur tadi malam, tapi bukan karena menyelesaikan pekerjaanku. Aku takut Bu, ada suara perempuan yang memanggil namaku."
"Kamu hanya kelelahan saja Gin!"
Ginanti pun mengangguk, mungkin benar ucapan sang ibu kalau dirinya hanya sedang merasa lelah saja dan suara-suara yang dia dengar itu hanya imajinasinya saja.
Dia pun bersiap untuk berangkat sekolah
***
Berada di sekolah dengan cat tembok yang berwarna biru terlihat indah. Gedung tinggi tiga lantai itu akan menjadi kenangan bagi Ginanti. Suasana kelas dan kantin yang berisik tidak ada lagi dalam hidupnya. Dalam beberapa hari lagi, hari kelulusan akan tiba. Ginanti tidak sabar menantikan itu semua. Dia yang telah menyusun rencana untuk masa depannya dengan sangat yakin.
"Gin ... kamu tadi aku mendengarkan pembicaraan di kantor kepala sekolah. Para guru sedang rapat, kata mereka kamu nanti akan naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan."
"Benarkah?" tanya Ginanti dengan riang.
"Iya benar, aku tidak salah dengar. Lagi pula kamu mendapatkan nilai terbaik di tahun pelajaran kita ini. Hebat ya kamu Gin."
"Aku tidak hebat, di luar sana masih banyak yang seperti aku bahkan lebih." Ginanti tersenyum menjawab ucapan mereka.
Para siswi saat ini sedang berkumpul membicarakan acara kelulusan yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Mulai dari susunan acara yang nanti akan dibacakan oleh Ginanti, lalu kebaya seperti apa yang akan mereka gunakan.
Saat sedang asik berbincang, tiba-tiba Ginanti merasakan sakit pada bagian dadanya. Sesak dan terasa seperti di remas, bahkan seperti ada aliran listrik yang menyengat. "Arghhh ...."
"Kenapa Gin?" tanya salah satu temannya.