SEJUTA KISAH

BulanBintang
Chapter #27

27. Cermin yang Menyeramkan

Ginanti mengerutkan keningnya melihat kedatangan ibunya, dia pun sontak langsung saja menghapus air matanya.

"Ibu, kenapa kembali? Apakah ada sesuatu yang tertinggal?" tanya Ginanti dengan suara serak.

"Kamu kenapa Gin?" ucap sang ibu yang terkejut ketika membuka pintu melihat putrinya sedang menangis.

"Aku tidak apa-apa Bu, kamu kenapa kembali? Di mana Melati?"

"Melati lagi duduk di luar. Ibu lupa bawa botol minum Melati Gin."

"Oh ya udah setelah ambil botol Ibu cepat-cepat pergi nanti Melati terlambat lagi!"

Mendengar ucapan putrinya membuat Guriyah tampak khawatir. "Tidak, Ibu tidak jadi pergi Gin. Melati izin tidak masuk saja hari ini. Kami akan menemani kamu Gin," jawabnya dan berjalan keluar rumah memanggil Melati yang sedang duduk di teras rumah.

"Ibu aku baik-baik saja, kalian pergi saja. Ginanti mau sendiri," jawab Ginanti kesal.

"Tidak, kami menemani kamu di rumah saja. Nanti yang ada kamu melakukan hal yang buruk lagi Gin!" ucap Guriyah yang kini sedang melepaskan pakaian sekolah Melati. 

Melati yang bersekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dengan berpakaian seragam kotak-kotak berwarna pink membuat anak perempuan itu tampak lucu dan menggemaskan. 

"Aku ingin sendiri, Arghh ...." teriak Ginanti dengan kencang sehingga membuat Melati terkejut takut. Guriyah yang mendengar putrinya berteriak itu pun langsung saja mendekatinya.

"Kamu kenapa Gin? Cerita sama Ibu!"

"Aku tidak apa-apa Bu, hiks ... hiks ... Ginanti hanya ingin sendiri. Aku ingin tenang, kalian pergi saja. Aku tidak akan melakukan apa-apa tapi aku mohon pergi!" Ginanti yang mengusir keberadaan mereka.

"Oke jika itu permintaan kamu Gin. Ibu keluar sama Melati ya. Kamu jangan berbuat apa-apa," jawab sang ibu yang memberikan waktu sendiri untuk putrinya.

Kepergian Ibu dan Melati membuat Ginanti terdiam, tetapi dalam hitungan detik dia menangis kembali. 

"Apa yang harus aku lakukan jika itu semua kembali lagi? Aku takut. Bagaimana dengan hinaan orang terhadap keluargaku jika tahu kami nanti banyak hutang lagi?" ucapnya sambil mengusap-usap tangannya berulang kali. 

Tubuhnya penuh dengan keringat padahal suasana pagi ini begitu sejuk dan dia yang duduk di depan kipas tetapi seluruh tubuhnya basah. Jantungnya berdetak kencang serta nafas yang sesak. Perasaan aneh itu membuat Ginanti tampak tidak tenang.

Tok!

Tok!

Lihat selengkapnya