Tertidur dengan posisi tangan yang masih terikat.
Terlihat Ginanti yang tertidur pulas membuat Guriyah yang baru saja datang tersenyum. Namun dia terlihat bingung ketika bantal yang seharusnya dipakai di bawah kepala justru berada di atas kepalanya seolah menutupi sesuatu.
Guriyah pun berjalan mendekati dan mengambil bantal tersebut. Matanya membulat melihat telapak tangan Ginanti yang sudah mulai sedikit membiru karena terikat oleh kain dan dengan cepat dia membukanya.
"Ya Allah Gina, kamu kenapa melakukan hal ini?" gumamnya menatap sedih Ginanti. "Untung masih bernapas," ucapnya kembali setelah memeriksa hembusan napas yang keluar dari hidung Ginanti.
Wajahnya sedih begitu terlihat terlebih lagi dia menangis pelan agar tak terdengar oleh Ginanti. Guriyah tidak mu putrinya mengetahui kalau ibunya sedang menangis memikirkan Ginanti karena dia yang takut kondisi putrinya semakin memburuk.
"Ibu kenapa menangis?" tanya Melati dengan.
"Ibu tidak menangis Mel," jawab Guriyah sambil memeluk Melati putri kecilnya.
Tidak lama kemudian Boby datang. Mereka semua yang baru saja kembali dari rumah Nenek Aminah. Setiap pagi setelah selesai merapikan rumahnya yang sederhana Guriyah bersama dengan anaknya kecuali Ginanti. Mereka selalu pergi ke rumah Nenek Aminah, mengingat umur Nenek yang sudah tua dan itu yang membuat mereka selalu mengecek bagaimana kondisi sang nenek.
"Ibu menangis?" tanya Boby.
Guriyah menggelengkan kepalanya, dia pun membawa Boby ke dalam pelukannya juga. Memeluk erat kedua anaknya sambil mengecup kepala mereka. Kasih sayang yang terpancar begitu besar bagi anak-anaknya.
"Ibu bohong, pasti Ibu menangis karena Kak Gina ya?" tanya Boby.
"Ibu tenang nanti jika Melati besar aku akan berikan banyak uang," ucap Melati.
Kedua anaknya yang masih pada kecil belum memiliki cukup umur untuk mengerti bagaimana dunia yang kejam ini. Tetapi mereka terlihat mengerti apa yang sedang terjadi dalam keluarga ini.
Terlihat jelas dalam keluarga Guriyah seluruh anaknya sejak kecil sudah terpaksa dewasa karena keadaan. Bahkan Melati yang masih balita saja baru pandai berbicara tetapi sudah paham apa yang membuat ibunya bersedih.
"Kalian berdua anak baik, Ibu tidak sedih karena Kak Gina. Kakak kamu anak yang baik, dia Kakak yang baik. Kalian berdua jangan nakal sama Kak Gina!" ucap Guriyah yang berusaha tersenyum agar kedua anaknya tidak mengetahui kalau ibunya benar-benar sedang bersedih.
"Ibu, Melati janji tidak akan jajan terus."