SEJUTA KISAH

BulanBintang
Chapter #44

44. Lupa Ingatan

Berjalan saling bergandengan tangan. Aku berjalan berdampingan bersama kedua adikku. Mengikuti langkah kaki mereka yang kecil membuat aku berjalan perlahan.

"Kenapa Kakak Gina yang mengantarkan kami sekolah?" tanya Boby dengan rasa penasaran.

"Ibu tidak pergi ke mana-mana kan kak?" Melati juga ikut bertanya. Suaranya yang lucu membuat Ginanti menggelengkan kepala.

"Memangnya hanya Ibu yang boleh mengantarkan kalian, Kakak tidak boleh ya?" ucap Ginanti menggoda keduanya. "Kalau kalian tidak mau bersama Kakak, ya sudah aku pergi saja." Ginanti melepaskan ke dua tangannya yang menggenggam masing-masing tangan adiknya.

"Jangan." Mereka berucap bersama. Wajah panik keduanya ketika melihat aku yang marah sangat menggemaskan.

"Jadi boleh Kakak antar kalian tidak?"

"Tentu boleh Kakak," jawab Boby.

"Melati senang diantarkan oleh Kakak."

Ginanti pun kembali melangkah, melewati setiap gang rumah karena menurutnya memotong jalan akan membuat perjalanan mereka cepat sampai.

Kurang lebih 15 menit perjalanan menuju sekolah ke dua adiknya telah berlalu. Berada di lingkungan sekolah yang sama hanya beda gedung saja.

Gedung sekolah Boby yang pertama kali Ginanti kunjungi. Dia yang telah sampai depan gerbang dan hendak masuk tiba-tiba saja dihalangi oleh Boby.

"Kakak tidak perlu antar Boby ke dalam, Boby sudah besar Kak Gina. Lagi pula sekolah tidak mengizinkan para orang tua masuk ke dalam sekolah," ucapnya melarang Ginanti untuk masuk ke dalam sekolahannya.

"Ya sudah, kamu hati-hati masuknya ya Bob," jawab Ginanti. 

Boby pun pamit untuk masuk ke dalam sekolahnya sambil mengecup punggung tangannya. Menatap kepergian adiknya, dia tidak menyangka jika adiknya sudah sebesar itu padahal dulu masih berada di gendongannya. Tanpa sadar air matanya menetes.

"Kak ayo cepat nanti Melati telat," celetuk adik kecilnya. 

Ginanti terkejut mendengar suara Melati, dia pun menghapus air matanya agar Melati tidak mengetahui kalau dirinya sedang menangis.

"Maaf Kakak lupa. Baik, kita pergi sekarang," ucap Ginanti semangat.

Melangkahkan kakinya kembali menuju gedung sekolah Melati, hingga akhirnya mereka sampai sehingga membuat Melati tampak bahagia melihat beberapa teman-temannya yang sedang asik bermain.

"Teman-teman ...." teriaknya sambil berlari.

Lihat selengkapnya