SEJUTA KISAH

BulanBintang
Chapter #45

45. Semua Hanya Sementara

Mereka telah sampai di rumah. Cuaca yang sangar terik membuat rasa lelah Guriyah dan Ginanti makin bertambah. 

Saat ini Guriyah sedang menonton televisi, sedangkan Ginanti sedang tertidur. Mengingat kejadian tadi ketika Ginanti lupa alamat rumahnya bahkan sampai tersesat membuat Guriyah khawatir dengan kondisi Ginanti sehingga dirinya memerintahkan Ginanti untuk beristirahat. Dia tahu kalau Ginanti sering sekali lupa, entah itu lupa meletakkan benda atau lupa hari. Pernah saat itu Ginanti lupa kalau dia sudah mandi, sehingga membuat dia kembali mandi. Walau terlihat sepele, tetapi bagi Guriyah itu semua hal penting. Dan karena itu juga Guriyah tidak mengizinkan Ginanti pergi saat ada acara kerjaannya dulu karena dia takut Ginanti tersesat apa lagi di kota orang. 

"Ada apa dengan Ginanti? Apa terlalu banyak hal yang dipikirkan sehingga otaknya menjadi lemah dan cara kerjanya sedikit terhambat?" ucap Guriyah sambil menatap Ginanti yang tertidur di sampingnya.

Ginanti yang tertidur bersama dengan Melati. Setiap siang hari keluarga mereka memang rutin tidur hanya untuk sekedar beristirahat. 

"Apa kesalahan aku sehingga Ginanti menjadi seperti ini?" gumamnya sambil menatap Ginanti.

Rasa bersalah yang besar terhadap kondisi putrinya. Seharusnya Guriyah tidak bercerita masalah yang terjadi dalam keluarganya dengan Ginanti, tetapi di rumah ini hanya ada Ginanti anak perempuan pertama yang dapat mengerti keadaannya. 

Guriyah pun merebahkan tubuhnya di dekat Melati. Awalnya dia hanya ingin beristirahat sejenak. Namun pada akhirnya dia tertidur pulas.

***

Tertidur dengan sangat nyenyak, wajah lelah mereka terukir dengan jelas. Bukan hanya lelah fisik melainkan juga lelah hati. Sedang enaknya tidur, mereka semua terkejut dengan suara ketukan pintu yang keras dan berulang kali berbunyi.

Tok!

Tok!

Tok!

Tok!

"Assalamualaikum, Kakak Guriyah bangun! Ini aku Nuni."

Suara seorang wanita yang terdengar membuat mereka semua terbangun. 

"Bu ada tamu," ucap Ginanti sadar.

"Iya, siapa ya Gina? Kamu buka pintunya dulu!"

Ginanti pun mengangguk dan membuka pintu. Tidak butuh waktu yang lama hanya lima langkah saja pintu terbuka.

"Loh ada apa Bibi?" tanya Ginanti terkejut dengan kedatangan bibinya. 

Lihat selengkapnya