“Aku punya ide!" komentar sederhana ini kini acapkali diinterpretasikan menjadi sesuatu yang negatif di masyarakat. Banyaknya diucapkan untuk sesuatu yang kelewat batas, tak sopan, dan senonoh, hal-hal yang bukan hanya tak pantas untuk disuarakan namun juga bahkan tak pantas untuk sekedar dipikirkan.
Saat Matthew mengatakan hal itu ke Lucia, Cia pikir, Matthew sudah orang cabul seperti di akun-akun sosial media.
Karena saat itu mereka sedang berdua di ruang penyimpanan di pantry kantor yang sepi. Berdiri berhadapan dan terlalu dekat.
Tapi bagaimanapun juga hubungan mereka yang sudah mulai membaik. Mereka tetap dua individu yang saling membenci, lebih dari siapapun. Pertemuan kembali yang tak diinginkan, lingkungan yang terus bersinggungan di sana-sini, menyiksa untuk keduanya untuk beraktivitas sehari-hari. Bahkan mereka pernah sampai di satu titik, di mana melihat satu sama lain makan dengan nyaman atau tersenyum, ada perasaan ingin menabur garam lebih banyak di dalam santapan mereka.
"Kita pura-pura pacaran!" Sambung Matthew kemudian.
Lucia merasakan gelombang mual mendadak. Itu hal paling tak masuk akal yang pernah ia dengar sepanjang hidupnya.
Bagaimana mungkin ia berpura-pura menjadi kekasih bagi pria yang enam tahun lebih muda darinya dan merupakan objek kebenciannya yang paling murni?