Sekolah Berhantu (END)

Faizal Ablansah Anandita, dr
Chapter #4

"Pak guru mau mati ya?"

Kali ini Maya sepertinya memahami perkataan Budi. Ia menundukkan pandangannya lalu menarik tangan Budi, mengajaknya berjalan menuju ke jalanan kecil yang membelah rerumputan lebat. Keduanya berjalan bergandengan menyusuri ilalang itu, menuju ke sebuah perkampungan. Budi sedikit kaget, rerumputan lebat itu ternyata menutupi sebuah perkampungan kecil. Dari jalan raya tempatnya turun dari bis setiap pagi, ia bahkan tidak bisa melihat perkampungan ini, begitu terpencil.

Persis di pinggiran sawah di tengah perkampungam itu berdiri sebuah rumah kecil. Bangunanya semi-permanen, dindingnya terbuat dari bambu, dan beberapa bata. Atapnya terbuat dari seng yang sudah berkarat. Rumah itu begitu kumuh dan kotor, dedauan dan sampah bertebaran di terasnya.

Maya mengajak Budi berjalan memasuki rumah itu. Ketika mereka masuk, bau menyengat langsung menusuk hidung Budi, bau busuk yang sama seperti bau badan Maya. Di dalam rumah itu, Budi melihat seorang nenek tua yang tak kalah mengerikan penampilanya dari Maya. Nenek itu duduk di kursi goyang dengan memegang tongkat bambu. Rambutnya putih panjang hingga menyentuh tanah. Badanya kurus, tulang dadanya terlihat. Baju batiknya juga sangat kotor, sama seperti baju Maya. Matanya terpejam, nenek itu sepertinya tertidur.

"Nenek! Maya pulang!" Teriak Maya. Ia kemudian melepaskan genggaman tangan Budi dan berlari menuju nenek itu. Maya kemudian memeluk erat nenek itu. Budi sedikit kaget, ternyata nenek itu adalah neneknya Maya.

"Maya... Nak, Kemana saja kamu seharian...". Ucap nenek itu lirih.

Budi kembali dibuat kaget, meski matanya terpejam nenek itu sepertinya tidak sedang tidur. Suaranya serak, benar-benar seperti nenek sihir. Tanganya meraba-raba, mencari kepala Maya lalu mengusapnya dengan penuh sayang. Apakah nenek ini buta?

"Permisi nenek, Saya Budi... Gurunya Maya disekolah". salam Budi pelan.

Nenek itu kemudian menoleh, dengan mata yang tetap terpejam, berusaha mencari arah suara Budi. Nenek ini benar-benar buta ternyata.

"Assalamualakum... Nek Ijah!"

Lihat selengkapnya