Sekolah Berhantu (END)

Faizal Ablansah Anandita, dr
Chapter #5

Terbunuh

Setelah kembali menyusuri jalan setapak diantara ilalag lebat itu dengan berlari kecil, Budi akhirnya sampai di tembok sekolah. Dari kejauhan, Budi sudah bisa mendengar tawa Soedarso dan kawan-kawan yang masih bermain bola. Ia kemudian memasuki gerbang sekolah sambil membawa kartu keluarga milik Maya. Satpam sekolah yang duduk disamping pagar, terus menatap kartu keluarga yang dibawa Budi, dengan curiga. Budi tak memperdulikanya, ia terus berjalan menuju ruang guru. Disana, ia bertemu beberapa guru dan Kepala sekolah yang sedang berkumpul. Ketika Budi memasuki ruang guru, mereka semua menatap Budi seolah kehadirannya telah dinanti. 

"Pak... Pak Kepala sekolah..." 

Budi berlari kecil seraya menunjukkan kartu keluarga Maya. Guru lain pun ikut menyaksikan.

"Ini Apa?"

"Iya pak, Ini milik Maya... Maya sekeluarga berencana untuk mendaftarkannya sebagai murid resmi di sekolah ini" 

"Serius kamu?" 

"Benar pak, Besok pak Kades akan datang kemari... Kira-kira butuh persyaratan apa lagi ya pak untuk Maya bisa mendaftar disini?" 

"Serius kamu mau mendaftarkan Maya disini? Hahahahaha"

Kepala sekolah tertawa, begitu juga seluruh guru yang kebetulan menyaksikan obrolan itu. Budi awalnya ikut tertawa kecil, namun tawanya itu berubah menjadi keheranan ketika tawa Kepala sekolah dan guru-guru tidak juga berhenti. Mereka terus tertawa terbahak-bahak, bahkan ada yang sampai terkikik menangis. Budi heran, apa ada yang lucu dari perkataanya? Kemudian wajah keheranan Budi seketika berubah menjadi amarah ketika Kepala sekolah merobek kartu keluarga milik Maya.

"Pak Kepala sekolah! Apa yang bapak lakukan!?" Tanya Budi membentak.

Kepala sekolah dan guru-guru itu masih terus tertawa.

Lihat selengkapnya