Sekosong Jiwa Kadaver

Falcon Publishing
Chapter #6

Bab 5

Hari daftar ulang telah tiba. Aku sudah mengurus semua persyaratan dan dokumen yang dibutuhkan untuk daftar ulang. Aku juga sudah menelepon Pak Haji yang ada di Bali untuk membantu menguruskan daftar ulang di sana. Syukurnya, semua proses ini bisa dilakukan via fax. Aku cukup mengirimkan berkas-berkas ke Pak Haji dan beliau kemudian yang mengurusnya ke kampus baruku. Untuk foto dan dokumen yang membutuhkan legalisasi asli kukirim melalui pos ke alamat rumah Pak Haji.

“Rayya, semua barang yang akan kamu bawa ke Bali apa sudah disiapkan?” Kudengar suara Ibu di pintu kamarku.

Nggih, Bu. Ini baju sudah mulai saya packing. Untuk barang lainnya seperti perlengkapan kuliah akan saya masukkan ke dalam koper terpisah.”

“Iya. Kalau kopermu kurang besar, pakai kardus saja gapapa. Nanti barang-barang itu akan kita titipkan ke sopir bus malam Jawa- Bali. Pak Haji sudah siap menjemput di terminal sesampai barangmu di sana,” kata Ibu, “Jadi, nanti kamu, Ayah, dan Ibu tinggal berangkat naik pesawat saja ke Bali. Lebih praktis, nggak usah bawa barang banyak.”

“Wah, setuju, Bu. Tadi saya sudah minta tolong Mbak Ulya untuk bantu saya packing, nanti biar sekalian disiapkan kardusnya.”

Hari-hari berikutnya, aku disibukkan dengan proses menata dan menyiapkan segala macam barang yang akan kubawa ke Bali. Dibantu Mbak Ulya, salah satu mbak ndalem, aku memasukkan semua barang ke dalam koper dan kardus yang ada.

Ponsel yang tergeletak di kasurku tiba-tiba berdering.

“Ning, HP-nya bunyi. Mau diambilkan nggih?” tanya Mbak Ulya.

“Iya, Mbak. Minta tolong ya,” jawabku sambil menerima ponsel yang disodorkan Mbak Ulya kepadaku. Kulihat nama Pak Haji muncul di layar ponselku.

“Assalamu’alaikum, Ning Rayya?” Suara Pak Haji terdengar dari ujung sambungan.

“Wa’alaikumsalam, Pak Haji. Ada apa, Pak?”

“Ning, saya mau mengabarkan bahwa semua proses daftar ulang sudah selesai. Bukti transfer pembayaran juga sudah saya serahkan ke pihak kampus dan tanda terimanya sudah saya simpan,” kata Pak Haji. “Ini saya hanya mau menyampaikan pengumuman dari kampus tentang kapan perkuliahan akan dimulai.”

Antusiasme tiba-tiba muncul di dalam diriku. Aku tak sabar mendengarkan kabar tentang perkuliahan.

“Dari kampus disampaikan bahwa tanggal 13-15 Agustus akan ada ospek universitas. Nanti perkuliahan baru akan dimulai di tanggal 30 Agustus,” lanjut Pak Haji. “Ini mumpung masih akhir Juli, Ning. Jadi tiket pesawat bisa dipersiapkan dari sekarang.”

Nggih, Pak Haji,” ucapku tanpa mampu menyembunyikan senyum lebarku. “Nanti Pak Haji akan saya kabari lagi kalau saya sudah dapat tiket pesawat.”

“Baik, Ning. Saya dan istri sudah nggak sabar untuk ketemu dengan Ning Rayya dan Pak Kiai maupun Bu Nyai. Saya kangen banget sama beliau.”

Lihat selengkapnya