Malam pun dilewati bersama di rumah pakde Herman, di iringi oleh suara jangkrik dan kodok. Begitu pun Cahaya rembulan yang telihat setengah memberikan penerangan yang samar-samar. Sesekali bintang pun terlihat redup.
Seketika Gendis terpelanjak dari lamunan dan menangis mengingat 25 tahun yang lalu. Air matanya berguguran bak air terjun. Dipeluknya suaminya lalu menangis terisak-isak.
“Kan aku udah bilang kalau nangis jangan sampai keluaringus….lah tambah keluar juga ha.. haa haa….”seru Mas Indra.
Gendis memukul pundak suaminya dan menyeka air matanya.
“Mas ,makasih ya uda mau jadi pendengar yang baik, makasihbanyak!” seru Gendis.
“ Kan aku uda bilang, aku bisa menjadi teman sekaligus kakak, aku juga bisa menjadi ayah ,dan aku juga bisa menjadi suami.Tinggal pilih kamu mau jadikan aku apa!” ucap Mas indramengusap air mata istrinya.
“ Oh iya, mengenai perjodohan kenapa Mas Indra mau ? kankita kan belum pernah bertemu?” tanya Gendis penasaran.
“Ntar aku jawab, aku tanya dulu sama kamu, kalau kamu kenapamau?” tanya Mas Indra.
“ Kalau waktu itu aku cuma berpikir, ya uda jika ibu maumenjodohkan aku terima aja, aku gak ingin membuat ibu sedihkarena jika aku memberontak justru akan menambah bebanibu.” balas Gendis.
“Saat itu aku berfikir ibu sudah tua sejak di tinggal bapak beliausibuk mencari nafkah untuk diriku dan adikku. Tak ada waktuuntuk dirinya sendiri, untuk berlibur pun tidak pernah karenauang lebih di pentingkan untuk biaya sekolah ku.” ucap Gendislagi.
‘Sebenarnya aku juga punya rahasia , pertemuan pertama kitasebenarnya bukan pada saat kita dijodohkan. Sebelumperjodohan aku sudah pernah melihatmu.” ucap Mas Indra.
“Masak si,. emang kita bertemu di mana?” Tanya Gendis
“ Waktu SMP kamu ingat ndak? Pas kamu di rumahnya pakdeHerman, pas pertama datang , kamu bermain bersama adikmu?”tanya Mas Indra.
“Sedikit lupa aku.” balas Gendis
“ Di situ kamu bermain penuh ceriah, nah saya pas ada di depanhalaman pakdemu menunggu Agus terus berangkat sekolahbersama teman yang lainnya. Terus pandangan ke 2 itu pas di surau wkkwkwk !” balas Indra ngeledek. “ Gemoy banget lucukamu di situ kwkk wkwk”
“ Apaan sih kok aku gak tahu.” balas Gendis.
“ Jelas gak tahu lah kamu sibuk bersedih hingga tak melihatorang di sekitarmu saat itu!” balas Mas Indra sambil tersenyummengingat kejadian di toilet surau.
“ Yang mana ya!” sahut Gendis mengingat kejadian itu,
“Apa kamu ingat gak teman Mas Agus waktu ke surau ber 4? tanya Mas Indra.
“Ingat tapi gak tahu wajahnya karen saat itu aku gak melihatwajah mereka!”jawab Gendis penasaran.
“Ya udah aku gak beri tahu dulu biar penasaran kamunyakwkkwkwkk!” sahut Mas Indra.
Gendis pun tiba tiba menggoda suaminya dengan tingkahyang manja dan langsung duduk di pangkuan suaminya,