“Apa kau tidak keberatan?” tanya Kinasih.
“Untuk apa?”
“Kalau aku ceritakan lagi tentang dia?”
“Ya, kau bisa ceritakan semua kepadaku ...,” jawab Alif dengan senyum terbaik yang ia miliki. Senyum yang selalu membuat Kinasih luluh dan haru sekaligus. Sementara jauh di pelosok hati Alif, ada iri dan cemburu yang selalu disimpan rapi, ketika keduanya saling menceritakan dan mendengarkan.
Sedetik kemudian. Ketika mereka sedang tenggelam di kepala masing-masing, sebuah ponsel di saku Alif berdering. Kinasih melirik nama di layar ponsel, “Bibi Min” dan Alif segera tersambung.
...