Selalu Ada Cinta dalam Cerita

Barkah Azhari
Chapter #3

Bagian 3

JANUARI, 1994

Kinasih bertemu dengan Alif pada bulan Oktober dan menikah pada bulan Desember; tiga bulan dikenalkan dan memutuskan untuk menikah bukanlah tanpa alasan. Dan bagi Kinasih, menikah di tahun itu adalah obat untuk hatinya yang sakit dan vitamin untuk memperbaiki hubungan dengan keluarganya. Karena sudah sangat tegas dan jelas. “Yang terbaik bagimu itu ya menikah dan menikah itu bukan urusan sehari-dua hari, Asih...” kalimat itu selalu memukul ulu hatinya yang patah. Meski Kinasih tahu, kalimat itu keluar dari Bapak dan Ibunya dengan maksud menghiburnya. Tetap saja, obat hati yang ampuh adalah waktu.

Dan waktu itu, siang dan malam sudah banyak ia habiskan hanya dengan menangis. Menangisi kemalangan nasibnya yang dipatahkan waktu. Cintanya yang subur dan tumbuh begitu indah seketika pupus dan menjadi gersang. Cintanya tertolak restu keluarga. Bapak dan Ibunya, tak sudi menikahkan anak gadisnya dengan pemuda yang tak jelas asal-usulnya dan tak jelas masa depannya.

Sebetulnya, Kinasih juga tak pernah memilih kepada siapa dirinya harus jatuh cinta. Cinta itu tumbuh begitu saja, bahkan tanpa meminta izinnya. Cinta itu datang tepat pukul tiga sore di sebuah latar rumah Bibi Min, pada Selasa di bulan Januari.

Lihat selengkapnya