Selalu Ada Cinta dalam Cerita

Barkah Azhari
Chapter #4

Bagian 4

Semenjak hari itu, setiap sore menjelang pukul tiga, Kinasih selalu betah duduk berlama-lama di kursi teras rumahnya sembari menghitung cemas. Tepatnya harap-harap cemas. Ia menunggu Salim melintasinya. Hari berikutnya lagi, Kinasih membuat sibuk dirinya dengan pura-pura menyiram satu dua tanaman di pekarangan dengan hati yang sama. Hari berikutnya lagi, Kinasih malah rela mencabuti rumput liar dan membersihkan pekarangan dengan hati dan perasaan yang juga sama. Ya, cinta memang kadang membuat seseorang mendadak peduli dengan hal-hal yang sebetulnya tak dipedulikannya.

Tapi paling tidak, Bibi Min ikut senang melihat perubahan-perubahan di diri Kinasih. Ia menjadi gadis yang mendadak banyak bertanya dan menawarkan bantuan apa saja kepada Bibi Min. Bangunnya pun sudah tidak siang lagi, mandi sorenya pun jadi lebih awal dan tidurnya lebih awal dan bahkan, Kinasih sampai lupa kalau ternyata sudah lebih dari seminggu ia berada di rumah Bibi Min dan sudah tak lagi peduli dengan Bapak-Ibunya yang harusnya sudah menjemput dirinya. Malah, kalau bisa, ia ingin tetap berada di rumah Bibi Min. Ia mendadak betah.

Dengan semangat dan kasih-sayang semenjak tatapan mata yang sebentar sore itu, cinta tertanam kian subur di pelataran hati Kinasih. Ia telah hafal setiap sore pada pukul tiga, Salim selalu melintas ke arah Utara kampung. Ke arah ujung kampung yang dibatasi kebun pisang, singkong dan segaris kali berarus tenang berair keruh, yang dikenal kali biawak.

Selama di kampung ini Kinasih belum pernah ke Utara. Karena memang tak ada keperluan dan alasan yang cukup untuk menuju ke sana. Selama ini, ia hanya ikut Bibi Min ke pasar dan melihat pasar malam di lapangan, kedua tempat itu berada di Selatan kampung. Arah berlawanan yang selalu ditempuh Salim. Orang-orang di kampung, hanya akan ke Utara jika ke tanah kuburan dan itu pun kalau ada yang berpulang. Atau satu dua orang yang ingin bertamu ke rumah Kiai Abdul. Begitu yang Kinasih ketahui semenjak menaruh peduli dengan kampung Kali Biawak ini.

Sekali lagi, meski belum pernah ke Utara, Kinasih sudah tahu kalau selain banyak biawak di kali yang berdekatan dengan tanah kuburan, juga ada rumah terakhir di ujung sana, rumah Kiai Abdul. Maka, dapat disimpulkan bahwa hanya tiga tempat itulah, kemungkinan Salim bertujuan.

Tanah Kuburan?

Lihat selengkapnya