Ada satu hal yang selalu menjadi ketertarikanku saat mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Hal ini bagiku bagaikan mutiara di dalam lautan. Oase di atas padang gurun yang tandus. Pelangi setelah hujan. Sesuatu yang sangat istimewa. Sesuatu yang akan selalu membuatku takjub.
Yaitu, persaudaraan.
Tidak terbayangkan bagaimana pasukan-pasukan kolonial Belanda datang dengan senjata-sejata paling modern kala itu. Senapan-senapan mesin yang sanggup memuntahkan puluhan peluru sekali tembak. Tank-tank berlapis baja didukung prajurit-prajurit terlatih dan berkeahlian khusus dalam pertempuran.
Semua kenyataan menakutkan itu, harus di hadapi oleh para pejuang kemerdekaan dengan persenjataan seadaanya. Penuh keterbatasan, tanpa peralatan militer canggih. Bahkan batang-batang bambu yang diruncingkan sering kali menjadi satu-satunya senjata yang mereka genggam.
Lalu mengapa prajurit bekelengkapan megah pihak Belanda itu mampu dikalahkan dan dipukul mundur oleh para pejuang kemerdekan yang berbekal senjata alam?
Persaudaraan kawanku. Jawabannya karena persaudaraan.