SELAMAT MALAM, KANIA

Rosi Ochiemuh
Chapter #4

BAB 3. TENTANG FIRASAT

Dua bisikan Iblis yang mematikan adalah rasa putus asa dan menuruti hawa nafsu.


***

Di malam yang dingin saat memejamkan matanya, Kania dikagetkan dengan suara bisikan ucapan selamat malam, padahal dalam kamarnya tidak ada siapapun. Dia hanya sendirian. Kania beranjak duduk lalu terdiam di atas ranjangnya sambil menarik napas dalam-dalam, memastikan bahwa suara itu hanyalah ilusinya saja. 

Tiba-tiba Kania terdiam lama sekali karena ada yang tidak biasa dalam ruangan beberapa saat setelah bisikan gaib itu. Telinga Kania tiba-tiba kedap, tidak terdengar bunyi detak jarum jam di dinding, tidak terdengar suara kipas angin yang berputar, tidak terdengar sayup suara-suara dari luar rumahnya. Benar-benar senyap. Bahkan Kania tidak mendengar detak jantungnya sendiri padahal tubuhnya berkeringat banyak, pertanda jantung memompa darah lebih cepat. 

Kania seakan tidak tahu harus melakukan apa, lampu kamarnya sudah dimatikan sebelum dia memutuskan untuk tidur. Sepuluh menit berselang itu, telinganya berdengung melengking sangat keras. Spontan kedua tangannya menutup kedua telinganya, sambil memejamkan mata, Kania mengucap istighfar berulang-berulang dengan keras. 

Dengungan itu berhenti, dan kedua matanya dibuka perlahan. Kania langsung menyalakan lampu, seketika suara detak jarum jam di dinding terdengar, dan suara kipas angin yang berputar juga terdengar. Napas Kania kembali ringan, dilihatnya jam di dinding menunjukkan pukul satu dini hari. Kagetlah dia, karena terakhir mematikan lampu dan naik ke tempat tidur tadi pukul dua puluh dua lewat sepuluh menit.

Perempuan muda itu langsung merebahkan tubuh ke kasur, dan memakai selimut sampai ke wajahnya. Batin Kania, ada apa dengan malam ini? Mulutnya melafalkan doa sebelum tidur, lalu memaksa kedua mata dipejam dalam keadaan lampu kamar masih menyala. 

Terdengar hujan turun perlahan lalu deras, angin malam itu sangat dingin. Kania akhirnya tertidur sendiri.


***


Waktu subuh datang bersamaan dengan kabar duka tanpa diketahui Kania. Suara ketukan keras menggedor pintu kamar perempuan muda yang masih lelap dalam tidurnya. 

"Kania! Bangun. Kania, bangun, Nak! Ada kabar buruk!" 

Suara keras dari luar, akhirnya membuat perempuan muda itu terkesiap disertai kepala sedikit pusing karena kurang tidur semalam. Lambat laun kedua matanya terbuka dan suara panggilan bergantian, ketukan keras pada pintu kamarnya ternyata suara mama dan papanya. 

Lihat selengkapnya