SELAMAT MALAM, KANIA

Rosi Ochiemuh
Chapter #5

BAB 4. PEMUDA MISTERIUS

Cermin yang telah jatuh pecahan kacanya akan melukai orang lain, dan serpihannya jika disinari cahaya, pantulannya berpencar ke segala arah. Seperti itulah hati manusia yang telah jatuh ke dalam dendam. 


***


Desa K, Mesuji. April 2009. 

Pada tahun 2008 di Desa K, Mesuji. Kasus penemuan mayat misterius tidak bisa dipecahkan oleh polisi daerah. Akhirnya mayat itu dibawa ke rumah sakit besar di kota untuk diotopsi. Setelah diotopsi oleh tim forensik pun, polisi belum bisa menemukan identitas dari mayat tersebut. Tidak bisa dikenali. Meski beberapa warga mengira mayat laki-laki itu adalah Ulum. Tim forensik belum bisa memastikan karena tidak ada keluarga mayat yang mencari, juga terkendala kasus lainnya. 

Saat itu, di kota pun ada banyak korban pembunuhan dan penemuan mayat di beberapa titik jalur perbatasan Sumatera Selatan dan Lampung. Kasus itu tiap minggu bertambah, hingga kasus penemuan mayat misterius di Desa K, dikesampingkan sampai sekarang.

Di lain tempat di Desa K, Juanda dan pejabat desa setempat telah bekerjasama dengan pemerintah kota untuk relokasi sebuah bangunan yang sudah tujuh belas tahun terbengkalai. Tidak lain rumah Amah dan mendiang Ulum. 

Juanda berniat baik, supaya tanah dan rumah itu dimanfaatkan sebagai rumah dinas serba guna. Untuk guru, relawan, bidan, dokter klinik, dan para mahasiswa KKN, memakai rumah itu sebagai sarana mempermudah akses kesehatan dan pendidikan lebih baik desanya. 

Pada halaman depan rumah dinas akan dibangun juga toko serba-ada. Pejabat desa setempat setuju, pejabat daerah membantu memberikan modal. Juanda ikut memberi bantuan bahan bangunan dan tukang dalam pengerjaan proyek. 

Fajri yang mengetahui hal itu segera mengamati proses pembangunan ke lokasi. Batinnya, miris, rumah temannya dihancurkan dan dibangun kembali tanpa sepengetahuan sang pemilik. 

"Dasar, Juanda! Tega benar dia mendirikan bangunan baru di tanah keluarga Kardian?" ungkap Fajri kesal. Tangannya mengepal di atas meja. 

"Jangan berprasangka buruk dulu. Niat Pak Juanda baik, Ji. Sampai sekarang Bibi Amah dan Kardian tidak pulang-pulang sekadar mengambil barang-barang mereka. Dicari pun masih belum ketemu. Mungkin saja Bibi Amah sengaja meninggalkan rumah dan tanahnya," ucap Ijah.

Lihat selengkapnya