Mimpi adalah pemenuh keinginan dari apa yang tidak mampu terwujudkan di dunia eksternal.
***
Kalisah yakin semilir angin yang lewat itu bukan sekadar angin biasa. Bahkan bau minyak wangi khas mendiang bapaknya tercium jelas, padahal minyak wangi yang berbau campuran kasturi dan melati itu cuma bapaknya yang memakai. Suaminya tidak, Nando tidak, adik bapaknya juga tidak.
Pikir Kalisah, mungkinkah itu qorin bapaknya yang masih berkeliaran di dalam rumah. Kalisah melihat jam di dinding menunjukkan pukul dua belas malam, tapi lingkungan tempat tinggalnya memang sepi.
Rumahnya berada di dalam kompleks perumahan yang berdampingan dengan pasar tradisional. Jika sudah pukul sembilan malam, lingkungan di blok rumahnya sepi. Pemuda di tempat tinggalnya hanya tiga orang yang begadang dan itu juga di pos ronda. Letaknya jauh dari rumahnya.
Di kamar berbeda, Juanda ikut terbangun. Rasa lelah memeluk tubuhnya. Padahal dia hanya tidur sebentar lalu bermimpi. Mimpi aneh yang akhirnya membuat dia bangun dengan napas memburu. Di dalam mimpi itu, entah mengapa kakaknya memberikan kotak kecil berisikan pasir dan batu. Apa maknanya itu? Pikir Juanda.
Seketika tercium di depan Juanda, aroma wangi menyengat. Aroma campuran kasturi dan melati. Juanda terperanjat, baca istighfar tiga kali.
"Maafkan aku, Kakak. Beristirahatlah dengan tenang. Aku akan berusaha menjaga keluargamu, termasuk cucumu," ucap Juanda, yang seolah bicara sendiri padahal firasatnya ruh sang kakak sedang lewat di depannya.
***