Selamat Pagi, Alen

Kavi M N
Chapter #6

Bahkan di Hari Libur pun

Hari sabtu adalah hari terbaik yang pernah ada, karena hari tersebut merupakan salah satu hari libur untuk para pelajar. Bukan hanya itu saja, kau tidak perlu merasa khawatir ataupun resah untuk memikirkan hari berikutnya, karena hari berikutnya adalah hari libur juga.

Biasanya untuk menghabiskan waktu di hari libur, aku selalu membaca buku dengan didampingi oleh beberapa makanan ringan dan minuman yang bersoda. Keindahan rasa dari campuran keduanya membuat mood-ku naik dan hatiku terasa sangat nyaman.

Aku sudah membeli makanan dan minuman di minggu sebelumnya. Namun, untuk hari ini adalah hari yang berbeda, dimana novel yang kuinginkan telah terpublikasi di toko buku. Oleh karena itu, aku bersiap-siap menuju toko tersebut.

***

Udara yang segar menyelimuti seluruh tubuhku ketika aku memasuki mall. Aromanya pun segar membuat jantungku terasa begitu sejuk. Hal ini seperti mandi di air yang dingin di suasana yang panas. Sangatlah nyaman. Bahkan, aku merasa bersemangat dan mampu melakukan apapun yang aku mau. Suasana sekitar memang dapat menentukan mood seseorang ya?

Toko buku berada di lantai bawah. Karena hanya menuruni 1 lantai saja, aku tidak perlu membutuhkan lift. Oleh karena itu, aku langsung beranjak ke eskalator.

Sesampainya di toko buku, aku mencari buku dengan judul dan gambar yang telah kuingat. Tidak membutuhkan waktu yang lama, aku melihat buku tersebut. Ternyata ada. Aku mencoba untuk mengambil buku itu.

Sebelum aku mengambil buku tersebut, aku sedikit terkejut. Aku tidak menyadari ada sebuah tangan yang ingin meraihnya juga, dan tangannya hampir bersentuhan dengan tanganku. Dengan cepat, aku menarik tanganku untuk menghindar darinya. Ternyata dia juga sama melakukan apa yang sedang kulakukan.

Oi, oi, ini bukanlah cerita yang ada di film-film, dimana si pemeran utama bertemu dengan heroine di sebuah toko buku, dan akhirnya sebuah takdir mempersatukan mereka karena memiliki sifat yang sama yaitu menyukai buku. batinku.

Secara spontan, aku menengok ke arahnya dan berniat untuk meminta maaf. Setelah menengoknya, aku merasa tidak bisa bergerak sama sekali. Tubuhku terasa kaku. Sungguh, aku terkejut atas apa yang ada di penglihatanku ini.

Seorang gadis yang memiliki rambut panjang dengan pita merah yang terjepit di sela rambut kanannya. Kulit yang begitu bening nan terlihat sangat mulus. Lalu, mata yang bulat dengan ekspresi yang selalu terlihat ceria. Dia menggunakan baju blouse bewarna putih dengan rok panjang bewarna hitam. Kesan yang sangat anggun. Dia terlihat begitu feminim.

Ya, gadis itu adalah Derra.

Dia mengedipkan matanya beberapa kali dengan cepat seperti sedang terkejut akan sesuatu.

Lihat selengkapnya