Selamat Pagi, Alen

Kavi M N
Chapter #14

Sifat Keingintahuan yang Tinggi (1)

Suasana di sekitar terasa sangat dingin ketika aku baru membuka mataku setelah bangun dari tidur. Semua badanku terasa sangat lemas, seperti ada sesuatu yang menggorogotinya. Meskipun suananya dingin, tubuhku terasa sangat panas. Kepalaku seperti sedang terbanting-banting.

Aku mencoba untuk mengecek suhu tubuhku dengan cara bersentuhan antara kulit tangan dengan kepalaku. Keduanya terasa panas sekali. Mungkin aku sedang sakit. Bahkan, untuk bangun sekalipun aku terasa sangat pusing. Oleh karena itu, aku berniat untuk absen dan beristirahat di rumah.

***

Dua hari telah berlalu. Aku belum masuk sekolah kembali. Kerjaanku di rumah hanyalah membaca buku sembari berbaring di tempat tidur. Meskipun melakukan aktifitas yang sama seperti biasanya, menjadi sakit sangat tidak menyenangkan. Ngomong-ngomong tubuhku sudah agak mendingan dan besok mungkin aku akan kembali masuk sekolah.

Bel rumahku sepertinya berbunyi beberapa kali. Aku berpikir apakah itu adalah kiriman paket? Aku tidak pernah mengingat bahwa aku memesan sebuah paket. Jadi, aku yakin bel itu berbunyi bukan karenanya. Dan satu hal lagi, yang pasti itu bukanlah dari Ayahku.

Aku menuju ke sana. Di saat sudah sampai, aku membuka pintu tersebut secara perlahan. Sedikit demi sedikit, disambut dengan embusan angin, aku melihat ada seseorang di arah balik pintu ini. Pintu sudah kubuka lebar dan aku mendapati seorang gadis yang sedang berdiri di sana menghadap ke arahku.

Dia memakai seragam sekolah yang sama sepertiku. Rambut yang panjang dengan sebuah pita merah yang menjepit di sela rambutnya. Mata yang begitu bulat menggambarkan gadis yang ceria.

Gadis yang sudah tidak asing. Derra.

“Kenapa kau ada di sini?” tanyaku

“Sebagai ketua kelas, aku hanya mengantarkan ini untukmu.”

Dia mengatakan itu sembari membuka tasnya, lalu menggerakkan tangannya ke dalam tas tersebut seperti mencari sessuatu. Kemudian, seakan telah mendapatkan sesuatu yang dicarinya, dia pun mengeluarkan sesuatu tersebut lalu menyodorkannya kepadaku.

“Ini tugas yang harus dikerjakan minggu ini. Hari senin dibawa lalu dikumpulkan!”

Lihat selengkapnya