Isak tangis gadis kecil itu terdengar samar di telinga Nisa. Ia segera memanggil kakaknya untuk melihat keluar toko untuk memastikan apakah benar ada orang menangis diluar sana. Pasalnya sekarang sudah magrib, toko disampingnya juga udah tutup semua, lantas siapakah yang menangis barusan?
Kakak nya Nisa yang kerap dipanggil Sara kemudian memanggil kakak sepupunya. Karena toko ini adalah milik kakak sepupunya, akan lebih aman jika kak Ely sendiri yang memeriksa langsung, paling tidak ia mengenali orang-orang di sekitar tokonya.
Tidak lama setelah kak Ely keluar dari tokonya, ia kembali bersama anak tetangganya yang masih dalam keadaan menangis, pasalnya ia ditinggal oleh ibu dan ayahnya dari tadi sore saat ia masih tertidur di kamar. ketika bangun ia melihat kanan kiri, ke dapur, di ruang keluaga, tidak ditemukan adiknya dan orang tuanya. kemungkinan mereka pergi bertiga saat anak itu masih tidur.
Kak Ely mengajak anak itu masuk ke toko namun ia sungkan masuk karena ada orang yang belum ia kenali disana, "masuk Cipa, tuh ada kak Nisa juga bisa main sama kak Nisa."
lalu Sara dengan penuh kehangatan mengajak Cipa masuk ke toko agar ia tidak menangis lagi. Anak itu masuk dengan air mata masih membekas di pipinya. "Gapapa, bentar lagi mamanya pulang, kok".