Selena Tsabina - I Just Believe You

Angela Ann
Chapter #49

Tak Terduga

Di komplek perumahan mewah, Tanrise City Residence.

Daniel melirik takut pada neneknya yang duduk diseberang. Tangannya sedikit berkeringat saat dia dibombardir pertanyaan berturut-turut oleh sang nenek.

Ini pertama kalinya, Daniel melihat sang nenek yang biasanya terlihat ramah dan penuh tawa menjadi dingin dan menatap tajam kepadanya.

"Daniel... Apa kamu mau diam terus dan tidak menjawab." Kata Samantha tenang. Dia berbicara dengan intonasi normal, namun di telinga Daniel neneknya yang serius seperti ini, semakin membuat dia tidak berkutik dan lututnya bergetar karena takut.

Sialan Lucas!

Daniel terus mengumpat saudaranya itu yang sekarang entah dimana. Tadi siang Daniel menerima telepon dari Paul, dan menyuruhnya datang ke bandara.

Waktu itu Daniel yang sedang libur, berencana ingin tidur seharian. Dia tidak menyangka kedatangan sang nenek lebih cepat dari yang dia duga. Seharusnya itu dua hari lagi. Tapi sungguh sial dirinya.

Daniel yang ingin membawa sang nenek ke tempatnya, dihentikan di tengah jalan oleh Samantha. Neneknya langsung meminta untuk diantar ke villa Lucas ini.

Dan disinilah dia berakhir. Seperti marmut yang diinjak tubuhnya, mengkerut, dan tidak bisa bergerak kemana-mana.

Daniel meneguk ludahnya kasar entah sudah yang ke berapa kalinya. "Lucas... Mungkin pergi ke rumah temannya nenek. Daniel sungguh tidak tahu kalau dia keluar dan tidak di rumah sekarang."

Daniel berbohong tentu saja. Kalau Lucas tidak di rumah, bisa dia tebak, Lucas datang ke tempat Selena. Bahkan kalaupun Lucas tidak bertemu Selena, dia akan tetap di taman itu, menunggu di sana sendirian.

Daniel pernah mengejek kelakuan Lucas yang terlihat menggelikan dan bodoh tersebut. Dan dijawab dengan tatapan acuh dan seringai oleh Lucas. "Lihat! Apa nanti kamu tidak akan menjadi bodoh dan gila setelah bertemu Klang. Aku akan menertawakan mu saat itu tiba."

Samantha yang duduk di tempatnya, tetap melihat Daniel dengan mata tenangnya. Daniel pikir, kebohongannya tidak bisa dia lihat. Daniel adalah orang yang tinggal bersamanya lama. Dia sudah sangat mengenal Daniel seperti punggung tangannya sendiri.

"Kalau kamu tetap tidak mau mengatakan yang sebenarnya, tidak usah kalau begitu."

"Paul..." panggil Samantha.

Daniel merasakan firasat buruk menyelimuti benaknya.

"Nenek..."

Samantha mengacuhkan panggilan Daniel, dan terus mengintruksikan pada sekretarisnya. "Katakan pada Martin, dan suruh dia mengumpulkan informasi lengkap tentang Lucas selama dia di sekolah dan tinggal disini. Kehidupan pribadinya, teman-temannya, tagihan rekeningnya, dan apapun soal Lucas, cari itu! Aku memberi Martin waktu seminggu, dan suruh dia langsung datang padaku sendiri."

Paul segera mengangguk dan langsung pergi dari ruangan tersebut.

Sudah lama sekali sejak Samantha memata-matai kehidupan Lucas. Karena Lucas mengancamnya, dia patuh mendengarkan, dan membiarkan Lucas sepenuhnya dengan identitas pura-puranya.

Lihat selengkapnya