Selendang Biru

Arsa khoirol lathifa
Chapter #3

Tiga

Sukma sudah hampir gila. Dia sudah tidak mau lagi menyentuh handphonenya. Dia abaikan seluruh notifikasi didalam gawainya. Puluhan bahkan mungkin ratusan pesan itu diabaikannya.

'Kapan next, Kak?'

'Kok nggak next next sih? Padahal keren banget ceritanya. Mau jadi novel ya? Aku mau, Kak.'

Itu adalah sebagian notif yang mengintip dibalik sreenservernya. Namun Sukma kini lebih memilih mengunci gawainya di dalam laci.

Sukma sudah hampir menjadi gila. Bayang Gahara selalu mengikutinya. Seberapapun kuatnya dia berfikir kalau Gahara hanya bayangan gilanya, malah semakin jelas keberadaannya.

Sukma mati-matian menekan rasanya. Dia selalu bersikap biasa saja. Dia selalu mengabaikan Gahara ketika Gahara mengajaknya bicara. Sukma selalu menyakinkan dirinya kalau semua ini tidak nyata.

Sudah hambir tiga hari dia tidak tidur, dia ketakutan kalau Gahara akan menariknya terbang lagi. Dia takut tak bisa kembali ke dalam raganya.

"Tidur, Dek! Kamu sebenarnya ada apa?"

"Aku nggak papa, Mas."

Kantung mata tebal menutup kelopak mata Sukma. Rasa kantuknya tak terbendung. Dia langsung mengambil obatnya, menenggak beberapa dan matanya kembali terjaga.

Sebuah pelukan erat di pinggangnya memaksanya semakin rengkuh masuk ke dalam selimut tebalnya. Sebuah tanggung jawab dan hak harus segera tertunaikan. Berharap akan segera ada zuriat di dalam rahimnya.

Lihat selengkapnya