Suku Naulu ada di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah di Provinsi Maluku, Mereka belum terlalu mengenal dunia luar dan masih tertutup dari peradaban luar, karena masyarakat suku Naulu masih percaya pada adat dan tradisi yang mereka pegang, tapi mereka mempunyai cinta dan agama suku mereka sendiri.
Masyarakat Suku Naulu terkhusus laki-laki sangat mudah dikenali karena selalu menggunakan ikatan kain berwarna merah dibagian kepala. Kain merah yang terikat dikepala laki-laki suku Naulu sebagai identitas dikenal dengan sebutan Kain Pataheri.
Untuk mendapatkan kain ikat kepala tersebut biasanya pemuda suku Naulu harus mengikuti tradisi pataheri sebagai simbol kedewasaan. Jika pemuda yang belum mengikuti tradisi patahari maka lelaki suku naulu tersebut belum dapat berpacaran atau menikah karena dianggap belum dewasa.
Selain itu, bagi para wanita suku Naulu yang sudah dianggap dewasa harus melewati proses menstruasi yang dikurung pada sebuah gubuk kecil yang jauh dari perkampungan, tradisi tersebut bernama Panamou, hal ini dilakukan karena masyarakat suku Naulu mempercayai bahwa wanita yang sementara mengalami menstruasi harus dipisahkan dari perkampungan karena dianggap Kotor.
Kepercayaan suku naulu ini kemudian menjadi ujian bagi dua pasangan Kunane dan Mahya untuk menyatuhkan cinta mereka. apakah cinta mereka dapat disatukan ataukah mereka gagal untuk disatukan sebagai pasangan hidup. ujian ini karena cinta mereka dibalut oleh tradisi pataheri dan Panamou.