Selenophile

prima indrasari
Chapter #3

#3 Percikan Emosi

Pihak PT. Putra Perkasa telah menunggu di ruang rapat. Hana bergegas menemuinya. Namun betapa terkejutnya Hana saat masuk, ia melihat Pak Vincent ada di dalam. Hana terdiam, kakinya terasa berat. Keringat dinginnya mulai keluar dan jantungnya mulai berdetak cepat. Pak Vincent berdiri dari kursinya dan tersenyum kepada hana. Hana yang merasa sesak napas hanya sanggup mengangguk. Merasa tak tahan dengan sakit yang ia rasakan, ia meminta izin sebentar kepada Pak Vincent. Ia segera ke mejanya dan meminum obat aritmia yang mulai ia tinggalkan sejak beberapa waktu lalu. Hana mengatur napas dan berusaha menenangkan pikirannya.

           

Setelah sedikit membaik, Hana kembali masuk ke ruang rapat. Senyum ramah dari Pak Vincent sedikit mengurangi ketakutan yang Hana rasakan.

“Bu Hana baik-baik saja?” tanya Pak Vincent.

“Iya saya baik-baik saja” jawab Hana dengan senyum kaku di bibirnya.

“Oh, saya Vincent yang beberapa hari lalu kita bertemu di ruangan Bu Laura” ucap Pak Vincent seraya mengulurkan tangannya.

“Iya saya ingat. Saya Hana. Silakan duduk Pak Vincent.” Jawab Hana yang sedikit takut namun tetap menjabat tangan Pak Vincent.

“Panggil saya Vincent saja. Saya masih belum terlalu tua kok” ujar Vincent dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya

Pembawaan Vincent yang begitu hangat mampu meredam ketakutan Hana, meski mereka hanya berdua saja di ruang rapat yang tak terlalu luas dan berdinding kaca tersebut. Tanpa terasa rapat tersebut berlangsung selama tiga jam. Vincent pun kembali ke kantornya dan Hana merapatkan hasil pembicaraannya dengan Vincent tadi bersama timnya.

Rapat bersama timnya kali ini tak berjalan lancar. Pak John menilai desain ruangan yang disampaikan Hana terlalu biasa dan membosankan. Sedangkan Hana tetap ingin mewujudkan apa yang Vincent inginkan seperti yang telah disampaikannya tadi. Karena kepuasan klien adalah yang utama bagi Hana. Akhirnya Hana meminta Pak John untuk membuat dua desain yang berbeda sesuai dengan pemikiran Pak John dan desain sesuai keinginan klien. Meski itu bukanlah jalan keluar yang terbaik, setidaknya bisa meredam perbedaan pendapat yang terjadi. Namun sebelum menyelesaikan rapat, ia menegaskan pada Pak John bahwa keputusan mengenai desain mana yang akan dipakai sepenuhnya adalah hak klien.

           

Lihat selengkapnya