SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #1

SAD-1


Pagi ini Pak Adnan yang berprofesi sebagai Guru Bahasa Indonesia di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan memulai aktifitas paginya dengan ditemani secangkir teh panas dan singkong rebus buatan sang istri, Bu Maryam nama istri tercintanya. Sesekali ia melihat ponsel dan membuka laman media online langganannya. Di beranda laman itu terlihat dengan jelas sebuah judul dari video yang membuat Pak Adnan penasaran. Judulnya : "Gaya Pacaran Artis Muda, Sonya Beraldin."

Ia memastikan dulu keadaan sekitar, ia tak ingin ada yang melihatnya membuka berita itu. Setelah keadaan aman, Pak Adnan mengecilkan volume ponsel terlebih dahulu, baru setelahnya ia mengklik video itu. 

Sonya Beraldin, memang artis yang tengah jadi sorotan karena perannya sebagai pelakor sukses membuat penonton drama itu ikut greget padanya. Beberapa adegan ranjang dan ciuman di bibir bisa ia lakukan dengan baik. Tak heran, ternyata gaya pacarannya dengan beberapa exs kekasihnya memang sangat hot. Sangat berani tampil mesra di depan kamera. 

Pak Adnan melewati beberapa durasi video, karena ia masih ingat dosa, saat sang Sonya Beraldin berciuman bibir dengan kekasihnya, di sebuah kapal pesiar dengan hanya menggunakan bikini. 

"Liat apa, Pak?" tegur sang istri yang sedari tadi sudah memperhatikannya.

Pak Adnan gelagapan. Segera ia matikan ponselnya .

"Ah, Ibu ... bikin kaget saja," kata Pak Adnan berusaha tenang.

"Kenapa harus kaget, kalau ga nonton nu aneh-aneh mah," celetuk Bu Maryam yang sering kali swicthing ke Bahasa Sunda.

"Ini loh, Bu, Bapak habis liat gaya pacaran anak zaman sekarang," jawab Pak Adnan mengalah, karena berbohong pun insting istrinya sangat tajam, setajam pisau dapur.

"Nanaonan atuh Pak, ningalian nu kitu. Resep nya?" cerocos Bu Maryam sambil mendekati suaminya.

"Bukan gitu, Bu. Bapak jadi keingetan anak gadis kita."

Pak Adnan khawatir mengingat putri satu-satunya sudah lama berpacaran. Semanjak SMA, anaknya sudah menjalin asmara dengan pacarnya. Walau hanya sekedar jalan-jalan seperti anak muda pada umumnya, hati Pak Adnan tetap khawatir. 

Baru saja Pak Adnan menyebut anak gadisnya, perempuan berusia 24 tahun itu sudah bersiap berangkat kerja. Riasan tipis ala-ala Korea sudah menghiasi wajah mulusnya.

"Pak, Bu, Runa berangkat, ya."

Aruna berpamitan seraya mendaratkan kecupan di punggung tangan kedua orang tuanya bergantian.

"Berangkat sendiri?" tanya Bu Maryam.

"Sama Adrian lah, Bu," jawab Aruna sambil menunjuk dengan lirikan matanya kearah luar gerbang.

"Ga disuruh masuk dulu?"

Bu Maryam ikut mengantar anaknya ke gerbang rumah. Sedangkan Pak Adnan memilih tetap di tempatnya sambil menyeruput teh manis yang mulai hangat.

Lihat selengkapnya