SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #6

SAD-6

Akhir pekan yang lesu buat Aruna pun tiba. Rencana yang sebenarnya hanya alasan Aruna untuk membatalkan pembicaraannya tentang pernikahan benar-benar ia lakukan. Aruna pergi nonton di bioskop bersama Kirana. Sahabatnya sedari SMA. Mereka sengaja menonton film bergenre horor untuk menghilangkan kegelisahan dalam hati Aruna. Nyatanya, kegelisahan itu justru merenggut fokus Aruna dari film yang ditonton. Otaknya masih memutar pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ia ciptakan sendiri.

Memandang sejenak sahabatnya di kafetaria mall selepas menonton, Aruna menceritakan semua permasalahannya pada Kirana secara detil. Gadis manis dengan jilbab pashmina itu mendengarkan dengan seksama cerita sahabatnya.

"Baiknya lu ngomong, sih, sama si Adrian," komentar Kirana kemudian menyeruput es teh manis di depannya.

"Gua cuma ga mau ganggu fokus Adrian, Ran."

Kirana menghela nafas berat. Kirana tahu perjalanan asmara dua sejoli ini sejak mereka duduk di bangku SMA.

"Run, dari dulu gua ngerasa lu tuh, selalu mementingkan perasaan Adrian daripada perasaan lu sendiri. Nyaris delapan tahun pacaran, tapi kalian tuh ga maju-maju."

Kritik pedas Kirana membuat Aruna menekuk wajahnya. Kirana memang sosok gadis berani yang bisa bicara jujur apa adanya. Baginya kebenaran harus disampaikan walau terasa menyakitkan.

"Terus gua harus gimana sekarang? Gua kaya di kejar-kejar waktu."

"Ya bilang, lah, sama Adrian. Kalau lu ga bilang sekarang, lu mau nyesel?"

Kini Aruna yang menghela nafas berat. Pertanyaan Kirana tak perlu dijawab. Membayangkannya saja sudah menyeramkan untuk Aruna.

"Kalau Adrian bilang belum siap gimana ?" Suara putus asa sudah terdengar dari mulut Aruna.

"Coba bicara dulu, deh, jangan menarik kesimpulan sendiri dulu.”

Mendengar Aruna yang putus asa, Kirana menurunkan nada bicaranya karena tak tega melihat sahabatnya terlihat tertekan.

"Yang dibilang Bapak bener, Run. Ga baik pacaran terlalu lama. Lebih baik lu nikah terus pacaran lagi," tambahnya.

Kini, bahkan Kirana setuju dengan keinginan Pak Adnan. Kirana memang punya prinsip untuk tidak pacaran. Selama ini ia selalu menolak pria yang hanya mengajaknya pacaran. Aruna saja sampai kagum pada prinsip sahabatnya itu. Selama ini, Kirana sangat pandai menyembunyikan perasaannya. Pernah ia bercerita kalau dia juga menyukai pria yang menyatakan perasaan padanya. Tapi sayang,   pria itu lebih memilih untuk pacaran dulu, dengan dalih agar lebih saling mengenal. Akhirnya, Kirana memilih untuk mengakhiri perasaan itu.

"Andai … lu yang jadi anak Bapak, mungkin Bapak akan lebih bangga, Ran."

"Hussst !!! Jangan ngaco, deh, " sela Kirana.

"Kayanya Bapak malu punya anak kaya gua yang jadi gunjingan tetangga."

Suara Aruna terdengar bergetar sekarang. Mata sendunya sudah berkaca membendung air mata. Kirana pindah tempat duduk, ia pindah ke sisi Aruna dan memeluknya. Berusaha menguatkan sahabatnya.

Lihat selengkapnya