SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #8

SAD-8

Udara sore mulai terasa dan gelagat para pegawai pun sudah terbaca ingin segera pulang. Tapi itu hanya untuk mereka yang tak punya tunggakan pekerjaan. Aruna masih punya tunggakan yang harus segera diselesaikan hari ini. Ia terpaksa lembur lagi. Dengan semangat untuk menyelesaikan masalahnya, jemari Aruna cekatan sekali mengetikan baris angka dan huruf silih berganti. Matanya fokus ke layar komputer dan alisnya terus berkerut sepanjang sore menjelang malam.

Suara ponselnya menghentikan sejenak jemari yang sedari tadi menari di atas keyboard. Matanya terbelalak senang melihat nama Adrian dalam panggilan telepon itu. Penatnya seketika sirna.

"Iya, Ad … kenapa?" tanya Aruna berharap jawaban Adrian adalah Kapan selesai? Aku jemput, ya? begitu sekiranya pemikiran Aruna. Awal kalimat Adrian nyaris sama dengan prediksi Aruna, namun akhir kalimat sungguh membuat semangat yang membara padam seketika. Seperti api yang membara tiba-tiba disiram air.

"Oh, iya, ga apa-apa. Kamu juga masih di sana, kan? Aku bisa pulang bareng Abang Ojol lagi," jawab Aruna mulai lesu.

Adrian tetap mengucapkan kalimat rindu di ujung teleponnya. Walau kecewa, Aruna tahu ia harus memahami Adrian. Kini, semangat jemarinya menurun. Ia terlihat lebih santai menarikan jemarinya di atas keyboard, santai sekali.

" Arrrggggg ..." teriaknya mengerang.

"Runa !" seru pegawai lain yang juga sedang lembur. "Lu oke? Kalau udah mumet, lanjut besok aja!"

"Nggak! Gua cuma butuh berteriak buat melepaskan beban," jawabnya kembali ke layar komputer.

Padahal berteriak tak lantas mengurangi beban pikiran Aruna. Ia justru semakin mumet, penat dan entah harus berekspresi bagaimana. Perasaan itu bertahan sampai pekerjaannya selesai. Ia segera memesan ojek online lewat aplikasi hijau andalannya. Kemudian ia menunggu di luar kantor. Suasana malam ini masih sama, ramai, tapi hati Aruna merasa sepi.

Berkali-kali ia menghela nafas dalam, mengatur nafas yang tak beraturan karena kesal. Mengatur emosi agar Abang Ojol tidak kena omel darinya, bahkan hanya karena kesalahan sepele.

Sesampainya di rumah, Aruna berhasil menahan emosi, namun ekspresi ketusnya bertahan. Di teras, Pak Adnan sudah menunggu sambil memeriksa ponsel miliknya. Pak Adnan mengerutkan alisnya melihat putri semata wayangnya pulang dengan driver ojek online.

"Adrian mana?"

"Lagi sibuk, Pak," jawab Aruna seakan enggan menjawab pertanyaan yang pasti akan berujung pada pertanyaan tentang lamaran Adrian.

"Lalu? Kapan dia bisa datang?"

Lihat selengkapnya