SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #29

SAD-29

Pernah terpikir oleh Aruna, ia tak akan bisa mencintai pria lain selain Adrian. Baginya Adrian adalah segalanya. Suka duka sudah ia lewati bersama Adrian nyaris delapan tahun. Mana mungkin akan ada cinta yang bisa menggantikan Adrian. Mana mungkin delapan tahun kebersamaan bisa sirna oleh cinta yang baru datang kemarin sore?

Bisa. Nyatanya, Aruna tengah dirundung asmara. Ia sering tersipu malu saat bicara dengan Afzan. Arah matanya tertuju jelas pada Afzan. Bahkan saat Afzan sedang di kedai, ia akan pura-pura ingin makan soto sambil memperhatikan Afzan yang terlihat manis dengan topi khasnya.

Siang ini, hari libur kerja. Aruna sudah duduk di meja kosong dekat gerobak Afzan, dengan soto yang siap disantapnya

"Bini jaman sekarang udah pinter berargumentasi, cuma gara-gara sering nonton video di Tok-Tok," celetuk bapak pelanggan setia di sini. Dia yang dulu bilang Aruna cantik di depan Afzan. Pak Kardi namanya. Dia seperti punya masalah dengan istrinya. Ia sering sekali menceritakan keluh kesah tentang sang istri yang tak mau berdandan kala ia di rumah.

"Dibilangin, yang cantik kalau di rumah. Di liat laki, tuh enak. Iya, kan?" Pak Kardi memastikan dua temannya sepakat dengan ucapannya.

Kedua temannya hanya mengangguk-angguk membenarkan.

"Eh, dia bilang apa coba? Modalin, Bang biar istrinya cantik."

Pak Kardi menggebrak meja hingga mangkuk, gelas, dan yang lainnya bergetar. Membuat beberapa orang terkejut, termasuk Aruna.

"Selama ini, emang gue kerja, kagak modalin hidup dia. Ya, pinter-pinter aja ngatur duit, kebeli kali bedak-bedak, mah." 

Kedua temannya masih mengangguk-angguk tak protes.

"Mas Afzan, bininya dibeliin bedak juga, kagak?"

Afzan menoleh pada Aruna yang pura-pura asik menyantap menu sarapannya.

"Ya, dibeliin lah, Bang. Noh, istrinya cakep banget. Bedaknya mulus begitu," sahut temannya yang sedari tadi hanya mengangguk.

Wajah Afzan datar sekarang. Ia tak suka istrinya jadi bahan pembicaraan tiga pria paruh baya itu.

"Istri Abang juga cantik, kalau Abang lihatnya pakai cinta," kata Afzan berusaha mengalihkan obrolan agar tak lagi membahas kecantikan istrinya. 

Baru saja Afzan bicara begitu, seorang wanita datang menimpali ucapan Afzan.

“Aku, terlihat cantik ga di mata Mas Afzan?"

Sofia. Gadis itu belum menyerah. 

Rizwan menatap malas kedatangan gadis itu. 

"Nanyanya jangan ke Afzan," seru Rizwan yang membuat Sofia mendengus kesal.

"Makan di sini, ya," ucap Sofia tanpa menggubris ucapan Rizwan.

Sofia duduk dengan wajah sumringah menunggu Afzan membawakan pesanannya. 

Aruna menyaksikan ini sebagai hal biasa yang sedikit berlebihan. Memang ada tipikal pembeli seperti ini, sok akrab dengan penjualnya. Sepertinya Sofia juga tidak tahu kalau istri si penjual soto tengah memperhatikannya. Bahkan ucapan terima kasihnya terdengar manis sekali diucapkan saat Afzan mengantarkan semangkuk soto.

Aruna menyelesaikan sarapannya dan menyimpan bekas mangkuk kotor ke dapur. 

"Aku bisa bantu apa, nih?" Aruna sengaja mencari alasan agar bisa lebih lama bersama Afzan. 

Ini hari libur. Bosan sekali kalau harus menghabiskan waktu di lantai atas berdua dengan Median. Gadis kecil itu sibuk mewarnai atau kadang asik sendiri dengan mainannya.

"Mau bantu?" Afzan menatap tak percaya. 

Lihat selengkapnya