Sepanjang jalan Aruna melingkarkan tangannya di pinggang Afzan. Sudah tidak canggung, justru ketagihan. Ia tak melepaskan pelukannya walau sedetik. Jangan tanya Afzan, dia masih dengan debaran bahagia yang kelewat tegang.
Sampai di ruko, naik tangga pun masih bergandengan. Sungguh, mereka seperti sepasang remaja yang sedang kasmaran. Bucin.
Saat malam kian larut, ada pertanyaan yang muncul di benak Afzan. Tentang tindakan Aruna di taman, saat matanya terpejam memamerkan bibirnya yang dipoles lipstik pink coral.
Wajah tegang Afzan muncul lagi. Dia seperti robot yang kaku jika ingat bibir manis Aruna. Tapi, Aruna tidak.
“Kamu kenapa, Mas?" Aruna mulai menyadari Afzan yang terlihat lebih kaku dan lebih banyak diam.
"Eh? Kamu ... tadi ... ah, sudahlah."
Aruna memicingkan mata, menggoda dengan senyum jahil. Ia mendekatkan dirinya pada Afzan yang duduk di kasur. Wajahnya tepat di depan wajah Afzan.
"Kamu mau nagih kelanjutan kita di taman?”
Afzan gelagapan, matanya mencari arah pandang sembarang.
"Mas!"
Aruna memaksa Afzan menatapnya.
"Aku ga tau dari mana cinta ini bermula, aku ga tau bagaimana bisa cinta ini membuat aku aneh. Aneh banget, sampai aku ga tau aku mesti gimana menyikapi perasaan ini. Aku sangat menyukai kamu, Mas Afzan."
Perlahan Aruna meletakan bibirnya di atas bibir Afzan. Kenangan tentang Adrian memang muncul, tapi kemudian hilang begitu saja. Muncul sosok pria di hadapannya, hitungan bulan kebersamaan mereka, namun cerita seakan mengisi semua ruang memori di otak Aruna.
Mereka sudah menjadi pasangan suami istri yang sah di mata dunia dan di mata Tuhan. Ini bentuk ibadah, jika dikerjakan setelah halal. Meraup banyak kebaikan di dalamnya.
Malam, biarkan engkau singgah lebih lama hari ini. Biarkan kedua insan ini bahagia di malam pertamanya.
===
Sumringah. Begitu gambaran pengantin baru ini. Wajah mereka cerah setiap pagi, setiap hari. Beberapa orang masih senang menggoda mereka. Tak terkecuali Rizwan. Ia sangat bahagia melihat perubahan sahabatnya itu.
Siang ini, Kirana sudah janji akan datang ke ruko. Semenjak Aruna pindah, Kirana belum pernah mengunjungi Aruna. Kali ini ia sangat ingin menemui Aruna, dengan agenda menonton drama Korea yang sedang hit saat ini.
Kirana sudah berada di seberang ruko, namun Aruna belum menjemputnya. Kirana masih canggung bertemu Afzan. Mendadak, seorang anak menghampirinya.
"Loh, tante temannya Kak Runa, kan?"
Medina dengan boneka kuda poninya menghampiri Kirana yang sedang menunggu Aruna di depan ruko.
"Kamu ..." Kirana sedikit mengingat. "Oh, iya. Kamu anak temannya Mas Afzan, ya?"