SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #37

SAD-37

Dulu, sewaktu duduk di bangku SMA, selama tiga tahun Aruna dan gengnya terkenal sebagai siswi yang penuh sensasi. Mereka bertiga termasuk primadona di sekolah. Banyak siswa yang mengincar mereka. Sayangnya, Aruna sudah memilih setia pada Adrian selama tiga tahun di SMA. Tak ada yang protes, toh keduanya sama-sama populer. Adrian si Ketua Osis yang tampan dan berprestasi sedangkan Aruna, siswi manis nan pesona.

Kirana dan Deasy sebagai pelengkap geng ini. Kirana gadis sholeha yang diincar oleh pria yang labelnya tak jauh dari sebutan Kirana. Ketua rohis dan anak-anak alim yang sering ke mushola untuk sholat dhuha, banyak yang terpesona oleh Kirana yang taat beribadah dan sikap cerianya. Lalu Deasy, dia tuan putrinya. Jangan tanya soal wajah. Sejak SMA dia sudah rajin merawat kulit. Wajahnya glowing, segala sesuatu yang dikenakannya branded. Mulai dari sepatu, tas, cardigan sampai topi yang kalau ketahuan guru akan disita.

Selama tiga tahun bersama di sekolah dan kelas yang tak banyak berubah, kedekatan mereka sangat erat. Soal asmara, keluarga bahkan soal uang jajan yang kurang saja mereka ceritakan. Ketiganya sudah menganggap keluarga mereka seperti keluarga sendiri. 

Sayangnya, selepas SMA, Deasy dan keluarganya harus pindah ke Singapura karena pekerjaan orang tua. Tahun demi tahun komunikasi mereka berkurang karena kesibukan masing-masing. Sampai akhirnya mereka benar-benar kehilangan kontak dengan Deasy.

Dan entah darimana, ada yang berhasil menghubungi Deasy. Merencanakan reuni kelas ini. Mendengar kedatangan Deasy, tentu saja Aruna sangat ingin ikut ke acar reuni itu. Dia penasaran sekali dengan Deasy yang sekarang. Bagaimana kabarnya? Apakah dia sudah menikah? Atau bahkan sudah punya anak?

 

===

 

Pagi-pagi sekali Aruna sudah membuat kejutan untuk Afzan. Dengan riang ia memamerkan setelan baju pilihannya yang baru saja ia beli untuk Afzan. Ia memaksa Afzan mengenakan setelan T-shirt putih polos dengan blazer berwarna beige dan celana berwarna senada. Agar tampak lebih santai, Aruna menggulung lengan blazer di bawah sikut Afzan.

"Sipp," gumamnya sumringah. " Sekarang tinggal rambut."

Afzan menurut saja dengan apa yang Aruna lakukan terhadapnya. Kali ini Aruna sedikit merubah gaya rambut Afzan yang biasanya hanya dibiarkan tertutup topi yang sengaja dibalik ke belakang. Ia menata rambut Afzan sesuai seleranya. Ia menggunakan pomade untuk membentuk rambut Afzan sesuai keinginannya.

"Ah, ganteng banget suamiku. Mirip ... Ji Chang Wook, deh," Aruna berseru riang sendiri.

Sementara Afzan hanya menatap dirinya yang berbeda di cermin. Memang lebih rapi, tapi seperti bukan dirinya.

"Aruna, kapan kamu beli baju ini?" tanya Afzan saat mereka sudah siap berangkat.

"Di jam istirahat kerja. Aku sengaja mau bikin kejutan buat kamu. Habis, aku lihat baju kamu ga banyak. Dari dulu aku pengen banget lihat kamu pakai baju yang lebih rapi." 

Afzan terdiam memproses kalimat Aruna barusan. Jadi, selama ini Aruna melihatnya kurang rapi. Ia tak protes. Tentu saja Afzan lebih memilih kaos oblong, celana kain dan topi sebagai outfitnya. Seharian berada di depan dandang panas dengan kepul asap, melayani pelanggan hingga terkadang harus membantu Rizwan cuci piring, membuatnya lebih nyaman dengan outfit itu.

Afzan tak banyak protes. Mereka segera berangkat karena Kirana juga sudah siap berangkat. Hari ini, Afzan bisa meninggalkan kedai tanpa mengkhawatirkan Rizwan yang akan kerepotan. Ia sudah merekrut seorang pegawai baru di kedai. Sebenarnya soal pegawai baru sudah ia pikirkan sejak ia tahu Aruna hamil. Namun, baru kemarin ia mendapatkan pegawainya. Kedatangan pegawai baru ini pas sekali.

 Walaupun niat awalnya hanya mengantar, tapi hatinya tak tenang saat ingat Adrian mungkin akan datang.

Sesampainya di tempat yang sudah ditentukan, sebelum masuk Aruna kembali merapikan rambut Afzan yang berantakan karena membuka helmnya sembarangan.

Aruna langsung bertemu Kirana di pintu masuk restoran. Kirana tersenyum kaku melihat Afzan di samping Aruna. Karena sebelumnya Aruna bilang akan datang sendiri.

"Runaaa ..." Suara yang sudah lama tak ia dengar. Sosok yang sudah ia nantikan kehadirannya. 

Deasy dengan dress biru langitnya tampak cantik, memeluk Aruna.

"Ya Tuhan, kangen banget. Katanya lu udah merried, ya? Ah, sedih gue baru tau kemarin. Tapi lu kok sendiri, mana Adrian? Tega banget laki lu ngebiarin istrinya sendirian," cerocos Deasy tanpa memperhatikan siapa yang ada di samping Aruna.

"Deas!" seru Aruna membulatkan matanya membuat Deasy berhenti bingung. "Ini suami gue, Mas Afzan."

Lihat selengkapnya