SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #40

SAD-40

Kirana keukeuh minta Aruna mengantarnya menjenguk Medina. Sudah dua hari Rizwan tidak ke kedai karena harus menjaga Medina. Tentu saja Kirana khawatir mengingat Medina sering ikut ke kedai pagi hari pulang pergi naik motor. 

"Lu yakin ini rumahnya?" Kirana ragu melihat rumah yang sepi dengan pintu tertutup rapat.

"Kan, tadi kita udah nanya rumah Mas Rizwan. Sampai dijelaskan dengan titelnya, 'Mas Rizwan yang duda?'"

Mereka tak mau terlalu lama menunggu, Kirana mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Salam pertama tak terbalas, salam kedua terucap barulah terdengar suara balasan dari dalam. 

Pintu terbuka. Dan wajah terkejut Rizwan menjadi pembuka pertemuan mereka.

“Kalian?" Rizwan celingukan seakan mencari orang lain dibelakang mereka, "kalian berdua doang?"

Aruna mengangguk polos. Terdengar Rizwan beristigfar pelan. 

"Kita mau jenguk Medina," kata Aruna.

“Medina di dalam, tapi maaf, saya ga bisa mengajak kalian masuk, hmm ... "

"Iya ga apa-apa, kita ngerti," Kirana menyela.

Dari dalam terdengar teriakan Medina memanggil ayahnya dengan suara serak, disusul suara muntah tak tertahan. Kirana yang khawatir refleks masuk mengikuti Rizwan. 

"Ayah ..." rintih Medina setelah semua isi perutnya terkuras. 

Rizwan mencari handuk kecil untuk menyeka wajah Medina yang sudah banjir keringat.

"Sudah berapa hari demamnya?"

"Eh, itu ... Panasnya sudah empat hari. Cuma baru dua hari ini muntah-muntah."

"Bawa ke rumah sakit aja, khawatir tifus."

Wajah Rizwan berubah khawatir mendengar kemungkinan yang Kirana bilang.

"Medina, kita ke dokter, ya. Supaya cepat sembuh," bujuk Kirana. 

Gadis kecil itu mengangguk lemas.

"Ayo Mas, siap-siap." 

Rizwan mengangguk bingung. Menuruti perintah Kirana. Kirana segera menggendong Medina yang sudah dipakaikan jaket dan jilbab. 

"Loh, mau kemana?" tanya Aruna bingung.

"Run, pesenin taksi online, dong. Medina udah empat hari demam. Gue khawatir tifus."

Aruna juga menuruti saja perintah Kirana.

Tak lama mereka sudah mendapat mobil untuk menuju rumah sakit. Medina terlihat meringis, mengeluh sakit kepala di pelukan Kirana. Sementara Rizwan mulai terlihat panik melihat putri semata wayangnya merintih menahan sakit.

Medina segera masuk UGD dan mendapat penanganan dari tim medis. Melihat putrinya menangis setelah diambil darah untuk pemeriksaan lab, membuat Rizwan tak tega melihatnya. Sakit sekali. Jika bisa, ia memilih dirinya saja yang merasakan sakit, jangan Medina. 

Setelah hasil lab keluar, Dokter memberi tahu Rizwan bahwa Medina harus dirawat. Medina segera dipindahkan ke ruang perawatan. Rizwan menatap sendu putrinya yang terbaring di bed pasien baru saja tidur.

Kirana berniat pamit. Melihat Medina yang sudah lebih baik. 

"Aku pamit, Mas."

"Terimakasih banyak. Maaf saya ga bisa nganter kamu."

"Ga apa-apa, aku izin ngambil motor di rumah, ya." 

Lihat selengkapnya