SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #42

SAD-42

Setelah kabar keguguran Aruna diketahui keluarga, orang tua Aruna dan keluarga Afzan mulai berdatangan menjenguk Aruna. Kirana dan bundanya pun ikut datang malam itu. Bu Maryam yang terlihat paling sedih, ia tak bisa menahan tangisnya begitu melihat Aruna terbaring di bed pasien. Yang lain memilih menutupi kesedihan mereka dengan menyemangati Aruna.

Bu Maryam tergugu memeluk putrinya. Ia tak bisa menahan tangisnya karena dua hal. Pertama karena ia mengerti perasaan Aruna, matanya sembab semalaman menangis, pastilah ia sangat terpukul. Kemudian yang kedua, ia menangis karena harapannya untuk segera menimang cucu harus tertunda.

"Bu, Aruna mau pulang ke rumah Ibu dulu, ya," pinta Aruna saat Bu Maryam masih tergugu memeluknya.

Bu Maryam dan Pak Adnan menatap Aruna dengan tanda tanya, bukan tak mengizinkan, tapi mereka lebih curiga ada sesuatu yang terjadi antara Aruna dan suaminya. 

Pak Adnan ganti menatap Afzan, ia tak bisa melarang keinginan Aruna.

 

===

 

Semalam, saat Afzan memaksa untuk bicara pada Aruna. Sebuah kalimat sudah mereka lontarkan untuk saling menyakiti.  

"Aruna ..." Afzan berusaha bicara pada Aruna, namun ia tak mendapat respon apapun. 

"Aruna, saya minta maaf." Afzan yang sedari tadi menangis bicara dengan suara bergetar. "Saya, harus mengantar Mbak Rani, karena ga ada orang lain saat itu. Anak Mbak Rani sudah ketakutan melihat ibunya masuk rumah sakit, jadi saya menemani Arya dulu sampai ada keluarga yang datang."

Aruna membalikan badannya, menatap Afzan dengan wajah datar.

"Maaf? Apa maaf kamu bisa mengembalikan anak kita, Mas?" Suara Aruna jelas penuh emosi namun ia bisa menahannya dengan baik. "Aku tahu kamu orang baik, tapi kamu terlalu baik untuk perempuan-perempuan yang jelas menyukai kamu. Kamu yang memberi cela buat mereka, supaya menyukai kamu."

"Aruna! Ini soal kemanusiaan. Mana mungkin saya membiarkan Mbak Rani yang terluka dan anaknya yang menangis, begitu saja?!"

"Kenapa bukan Etek saja yang mengantar, atau Pak Rudi yang rukonya tepat di depan ruko dia?!" Aruna mulai tersulut emosi mendengar pembelaan Afzan.

"Mereka sedang sibuk, Aruna..."

"Oh, jadi kamu ga sibuk? Kamu ga jemput aku, karena kamu sibuk ngurusin Mbak Rani?" 

Afzan mengusap wajahnya, menyeka rambutnya yang berantakan.

Lihat selengkapnya