SELEPAS AKAD DENGANMU

Lail Arrubiya
Chapter #45

SAD-45

Ambulance datang tak lama setelah polisi meringkus Adrian dan dua kaki tangannya. Aruna ikut masuk dalam mobil Ambulance, menggenggam erat tangan Afzan yang mulai dingin. Air mata tak mau berhenti selama perjalanan. 

Aruna menatap wajah Afzan yang penuh luka dan darah, wajah pucatnya membuat Aruna ketakutan.

"Mas, bertahan, ya ...," bisik Aruna lirih. 

Penyesalan kembali menyeruak di hati Aruna. Seandainya ia tak marah pada Afzan dan ia bisa melihat kondisi Afzan dengan sudut pandang terbaik, semua ini pastilah tak menimpanya. Ia tak harus melihat Afzan seperti ini, antara hidup dan mati. Afzan tak mesti merasakan sakit yang memenuhi tubuhnya. 

Aruna tergugu menatap Afzan yang tak merespon ucapannya. Ketakutan mulai menjalari pikiran. Semua senyum Afzan yang ingin ia lihat, berubah menjadi wajah yang sudah tak sanggup menahan sakit, bersimbah darah. 

Sementara Afzan ditangani tim medis, Aruna yang ditemani Kirana tak henti menangis, menyalahkan dirinya.

"Run, berhenti menyalahkan diri lu sendiri," Kirana mengelus punggung Aruna yang tergugu di pelukannya. 

Setelah keluarga mendapat kabar itu, mereka segera menemui Aruna di rumah sakit. Padahal belum genap dua minggu yang lalu mereka datang ke rumah sakit. 

Semuanya dirundung duka malam ini, tak banyak bicara hanya saling berpelukan memberi penguatan. 

Aruna meminta dirinya saja yang menunggu Afzan di rumah sakit. Tak ingin pergi kemana-mana sampai Afzan bangun. 

 

===

 

Setelah keluarga datang, Kirana pamit pulang pada Aruna. Ia sudah lega Afzan sudah ditangani dan Aruna ada yang menemani. Ia berjalan sendiri keluar ruangan dan didapatinya Rizwan menunggu di depan pintu.

"Kamu ga apa-apa?" 

Kirana menggeleng pelan, rasa canggung yang sempat hilang kini muncul lagi. 

Tadi saat mereka berdua bertarung melawan dua orang penjahat, Kirana yang pernah ikut bela diri di kampusnya sempat terkena pukulan di bagian punggung. Walau sebagian besar penjahat itu ditaklukan Rizwan, untuk ukuran wanita Kirana sudah cukup hebat. 

"Saya antar pulang? Ini sudah malam."

"Nggak usah. Medina pasti nunggu kamu."

"Saya yakin dia sudah tidur sekarang."

Lihat selengkapnya