Selepas Hujan

Makrifatul Illah
Chapter #1

Prolog

Berdoalah selagi Hujan Pertama, karena ada tangan Tuhan yang akan siap mendengarkan-nya..

@gus Balya Ramdani

 Hujan mengguyur kota ini, membasahi ruang-ruang rindu yang susah payah aku sembunyikan, bau Petrikor menjadi pelengkap sendu yang tak bisa menyatu, ah nyata-nya memang hati sekejam itu, padahal ia hanya segumpalan daging, besar-nya pun bisa di genggam dengan tangan, namun nyata-nya ia paling berkuasa dalam diriku, sampai-sampai untuk melakukan apapun rasa-nya malas tak tertolong, iya dia yang telah mencuri bahkan merebut hatiku, dialah bapak presidenku yang telah mengajariku bahwa sebenarnya rasa sakit itu hanya bagi orang-orang yang terlalu memikirkan sakit itu sendiri bukan karena terkena hujan apalagi karena hujan-hujanan, kata-nya sih hujan itu adalah sebuah rahmat yang harus disyukuri dan dinikmati.

Seperti saat ini, sepulang kuliah, hujan tengah mengguyur dengan lebat-nya, aku pikir akan lebih baik jika menunggu hujan reda dulu untuk pulang ke rumah, namun dia tetap bersikukuh untuk menerobos tetesan air dengan menarik tas ku menuju ke parkiran, untung saja tas ku ini anti air jadi buku-buku ku masih aman, tapi yang aku kesalkan pada-nya adalah karena dia tidak mau menunggu hujan reda sejenak bahkan dia tidak mau mendengarkan penjelasan ku.

'’Pak Presiden beneran mau pulang sekarang, hujan-nya lebat sekali loh’’ mungkin sudah kesekian kalinya kata-kata itu terlontar dari mulutku.

"Lalu jika tidak pulang sekarang, untuk apa tadi aku menarik mu ke sini Ra, BTW baju kita sudah basah jadi sekalian kita pulang sambil menikmati hujan, lagian ini hujan pertama’’ pungkasnya sambil tersenyum simpul padaku dengan lesung pipi yang kelihatan manis pas dengan ukuran wajah-nya yang tampan.

‘’Ya tapi kan, jika kena hujan, terus besok-nya sakit bagaimana?’ aku masih mencoba mengutarakan alasanku dengan baik agar dia bisa di ajak kompromi.

‘’Emang kata siapa hujan membawa penyakit? aku tidak pernah mendengar dalil-nya tuh, malahan dalil-nya itu bahwa Allah menurunkan hujan itu melainkan sebuah rahmat, nih aku bacaain dalil-nya sekalian.

Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS: Asy-Syuura [41] : 28). bahkan dulu nabi muhammad pun melakukan hal sama yakni hujan-hujanan dengan sabda-nya adalah “Karena sesungguh-nya hujan ini baru saja Allah ta’āla ciptakan.” (HR. Muslim no. 898)".

‘’Ya tap.. ‘’ ucapanku terhenti karena dia sudah memakaikan hlm di kepalaku, sambil tersenyum simpul tanpa dosa.

‘’Lagian ini adalah hujan pertama Ibu Negara, jadi gak bakalan sakit justru Allah akan mengambulkan doa kita, jadi mari kita nikmati hujan ini dan sekalian kita berdoa’’ ucap-nya sambil menyetater sepeda motor-nya lalu tak lama kemudian aku dan dia melanglang buana menerobos rintik-rintik hujan yang semakin lebat meyusuri jalan raya yang semakin renggang hanya sebagian kendaraan yang melaju dengan kecepatan sedang namun sebagian juga dari mereka memilih berteduh, berbeda dengan aku dan dia yang berani menerobos hujan tanpa menggunakan jas hujan.

Meski aku sedikit menikmati hujan walau terasa sakit akibat tetesan yang jatuh dari langit namun tidak membuat ku kewalahan bahkan merasakan sakit-nya, justru aku malah bersyukur, dibalik hujan yang lebat dia tengah menyelipkan doa untuk ku, membuat aku tersipu malu hingga tanpa sadar air mataku menentes membaur bersama air yang turun dari atas.

‘’Ibu Negara’’

‘’Hai Ra’’ dia memanggilku kembali

‘’Hem’’

‘’Jangan tidur’’

Lihat selengkapnya