Untuk kesekian kalinya aku bertemu kamu lagi dan kamu, semoga saja esok atau lusa, hati kita juga bisa menyatu.
Malam semakin larut, sedang sang mata masih enggan tertutup, ia tidak bisa ku kompromikan untuk tertidur, bahkan sekedar memejamkan mata saja seperti terserang insomnia padahal jam telah menunjukkan pukul 00.35 wib, walau hati sudah dari tadi merasa cemas jika besok tidak bisa bangun tepat waktu tapi mungkin untuk malam ini kecemasan ku teralihkan karena tiba-tiba terdapat chat masuk dari seseorang melalui Whattsaap.
‘’Ping’’ notif pesan singgat lewat Whatsaap dari no yang tak di kenal masuk di Whatsaap, membuat ku segera beranjak dari kasur untuk mengambil Hp yang ku taruh di meja belajar, sambil membuka pesan tersebut.
Sejenak aku berfikir perihal no asing itu, ‘’Kira-kira siapa ya?’’ gumam ku dalam hati, sebenarnya ini kali pertama aku penasaran sama chat misterius ini, apalagi dari no asing, karena biasanya respons ku malah bodo amet, tapi entah kenapa dengan diriku, aku juga tidak tau.
Chat masuk kembali bertuliskan ‘’Asslamualaikum Ibu Negara’’ mataku sedikit melotot memastikan apa yang seseorang misterius itu tulis lewat pesan tersebut, aku belum pernah mendengar apalagi seseorang memanggil ku dengan sebutan Itu, aku sedikit berfikir meski tanganku sudah mulai gatal karena tidak sabar ingin cepat-cepat membalas chat asing tersebut.
‘’Maaf salah alamat, ini bukan Ibu Negara’’ pungkas ku lalu mengirim pesan tersebut.
‘’Ehm, kata siapa salah alamat, bener kok’’ notif pesan baru lagi muncul di layar hp ku, segera saja ku ketik sambil mengeryitkan dahi.
‘’Iya tapi aku bukan Ibu Negara’’ fikiran ku masih belum sepenuhnya mengerti, namun tetap saja aku balas chatnya tersebut.
‘’Iya mungkin malam ini nama panggilan itu masih salah alamat tapi doakan saja semoga besok sudah tepat alamatnya’’ itulah balasan chat dari seorang misterius itu lengkap dengan emoticon senyumnya.
Sedang aku masih mengeryitkan dahi, ingin tak membalasnya tapi hati kecilku menyuruh untuk membalas chat tersebut dan akhirnya pun aku juga membalasnya ‘’Maksudnya??’’
2 menit bahkan 10 menit aku masih menunggu balasan chat dari seseorang misterius itu namun notif pesan itu belum juga mucul di layar Hp ku, sehingga ku putuskan untuk berbaring kembali karena sejak tadi siang tubuhku masih belum direbahkan walau hanya sebentar, meski hatiku seperti sedikit kecewa entah ada apa dengan diriku malam ini.
Ku coba memejamkan mata hingga belum sampai terlelap tiba-tiba suara nada dering menepi berbunyi memenuhi seisi ruangan kamarku, dengan nyawa setengah sadar, ku mencoba mengambil Hp yang tak jauh dari tempat berbaringku di kasur, mataku sedikit memicing karena memang tadinya aku sudah sedikit tertidur, namun setelah tau no misterus itu menelfon diriku membuat mata ku terbelalak terbuka dengan lebar, segera saja aku merubah posisi menjadi duduk sambil men scroll layar Hp ku untuk mengangkatnya.
‘’Assalamualaikum Calon Ibu Negara?’’
‘’Hah jadi ini no nya kakak?’’
‘’Di jawab dulu salamnya dong Ibu Negara hehehhehe’’
‘’Oh iya, Waalaikum Salam, ada apa kak?, aku fikir itu no nya siapa tadi?’’
‘’Gak ada apa-apa sih, hehhehe, emang dikira no nya siapa?’’
‘’Ya aku pikir itu Pak Presiden yang salah kirim pesan ke aku’’
‘’Hahhahahaha’’